Minggu, 17 Oktober 2010
Event Jiyuu Matsuri @ UNJ Rawamangun
Jiyuu Matsuri @ UNJ Rawamangun
20-21 November 2010
CP:
PO: Reza 085697457798
Acara: Rizuu 08999341333
Santi 08561403446
Sponsorship: Rama 085780288090
Bazaar: Manda 085670902102
Email: jimat.unj@gmail.com
LOMBA-LOMBA UNTUK SMA/MA SEDERAJAT SE-JABODETABEK
LOMBA ROLEPLAY
Pendaftaran s/d tanggal 15 November 2010
Biaya Pendaftaran: Rp. 50.000/grup
Tema Roleplay (pilih salah satu) :
1. Bertamu ke rumah seseorang
2. Saat meminta bantuan
3. Mengajak kencan
Persyaratan:
- Siswa SMA/sederajat
- Menyertakan fotokopi Kartu Tanda Pelajar masing-masing anggota
- Dilakukan secara berkelompok, 1 grup maksimal 3 orang
- Durasi tampil : maksimal 5 menit/grup
- Aspek Penilaian : Penggunaan pola kalimat, penampilan panggung, dan ketepatan intonasi
CP Lomba Roleplay :
Santi (08561403446)
-----------------------------------------------
LOMBA SPEECH CONTEST
Pendaftaran s/d tanggal 15 November 2010
Biaya Pendaftaran: Rp. 50.000/individu
Persyaratan:
- Siswa SMA/sederajat
- Menyertakan fotocopy Kartu Tanda Pelajar
- Lomba dilakukan perorangan
- Tema: bebas
- Durasi tampil: maksimal 5 menit
- Aspek Penilaian: Penampilan panggung, penguasaan materi yang dibawakan,
dan ketepatan menjawab pertanyan juri.
CP Lomba Speech Contest :
Santi (08561403446)
-----------------------------------------------
LOMBA MAJALAH DINDING (MADING)
Pendaftaran dan penyerahan karya paling lambat tanggal 19 November 2010, pukul 15.00 WIB
Biaya Pendaftaran: Rp. 50.000
Persyaratan:
- Siswa SMA/sederajat
- Menyertakan fotocopy Kartu Tanda Pelajar
- Tema Mading: Culture Art.
- Ukuran bidang mading yang digunakan berukuran maksimal 1m²
- Isi mading tidak boleh menyinggung SARA serta tidak mengandung unsur pornografi.
- Aspek penilaian: kandungan informasi, kreatifitas, dan keindahan mading yang dibuat.
Penyerahan mading ke panitia maksimal tanggal 19 November pukul 15.00 WIB
di HIMA Bahasa Jepang UNJ (mading sudah dibuat di rumah).
CP Lomba Majalah Dinding :
Santi (08561403446)
LOMBA-LOMBA UNTUK UMUM
LOMBA DOUJINSHI
Pendaftaran dan penyerahan karya paling lambat tanggal 15 November 2010, pukul 17.00 WIB
Biaya Pendaftaran: Rp. 20.000
Persyaratan:
- Lomba dilakukan secara perorangan
- Tema: “ When Gatot Kaca Goes To Kyouto”
- Jumlah halaman maksimal 3 lembar, menggunakan kertas ukuran A4
- Karya tidak boleh menyinggung unsur SARA dan pornografi.
- Aspek Penilaian: Kerapihan, kesesuaian cerita dengan tema, serta keorisinilan cerita.
Doujin diserahkan pada panitia paling lambat tanggal 15 November 2010, pukul 17.00 WIB
- Karya diserahkan dengan cara datang langsung ke HIMA Bahasa Jepang UNJ
atau dikirim lewat pos:
Gedung A Hima Jepang, Kampus A UNJ.
Rawamangun. 13220.
CP Lomba Doujinshi:
Santi (08561403446)
-----------------------------------------------
LOMBA COSPLAY
Pendaftaran paling lambat tanggal 7 November 2010
Biaya Pendaftaran : Rp.20.000
- Lomba dilakukan secara perorangan
- Kategori :
1. Anime dan Games
2. Tokusatsu
3. Original
CP Lomba Cosplay :
Dea (08979200720)
-----------------------------------------------
LOMBA KARAOKE
Pendaftaran paling lambat tanggal 7 November 2010
Biaya Pendaftaran : Rp.25.000
Persyaratan:
- Lagu yang dibawakan : bebas, berbahasa Jepang.
- Durasi : maksimal 5 menit
- Dilakukan secara perorangan / maksimal 3 orang
- Menyediakan karaoke version dari lagu yang akan dibawakan,
dalam format audio CD pada hari perlombaan
CP Lomba Karaoke:
Dea (08979200720)
-----------------------------------------------
LOMBA SHIRITORI
Pendaftaran paling lambat tanggal 7 November 2010
Biaya Pendaftaran : Rp.5.000
CP Lomba Shiritori:
Dea (08979200720)
-----------------------------------------------
GANGSTER COMMUNITY (AYO IKUT INI) :lovejapnes:
Pendaftaran paling lambat tanggal 7 November 2010
Biaya Pendaftaran: Rp.20.000/grup
Ngaku punya sohib? Komunitas asik? Waktunya Exist!!!!
Buktiin siapa komunitas ter-Solid!
Lomba antar kelompok yang saling mengadu ketangkasan, keterampilan, kekompakan
dan pengetahuan umum tentang Jepang dan bahasanya.
siapa aja yang boleh ikutan lomba ini?
3 orang member dari satu kelompok :
Band, Dancer, Otaku Community, Cosplay Group, atau Grup Jejepangan apapun!
berhak mengikuti lomba 'Gangster' di Jiyuu Matsuri UNJ!
CP Gangster Community:
Dea (08979200720)
CARA MENDAFTAR LOMBA
- kirim email ke jimat.unj@gmail.com
- subjek email: "Pendaftaran Lomba (sebutkan nama Lombanya)
- isi email:
untuk Lomba Role Play
cantumkan Data Diri setiap anggota tim (Nama, Nomor Telepon & Asal Sekolah) kamu,
beserta Tema Role Play
untuk Lomba Speech Contest dan Majalah Dinding:
cantumkan Data Diri (Nama, Nomor Telepon & Asal Sekolah) kamu
untuk Lomba Doujinshi
cantumkan Data Diri (Nama, Nomor Telepon) kamu
untuk Lomba Cosplay
cantumkan Data Diri (Nama & Nomor Telepon) kamu, beserta Nama Tokoh dan Genre
untuk Lomba Karaoke
cantumkan Data Diri (Nama & Nomor Telepon) kamu,
beserta judul lagu yang akan dibawakan dan nama artis yang mempopulerkan
untuk Lomba Shiritori
cantumkan Data Diri (Nama & Nomor Telepon) kamu
untuk Gangster Community
cantumkan Nama Komunitas dan Data Diri setiap anggota (Nama & Nomor Telepon) kamu
band audisi
Syarat dan Ketentuan :
1. Peserta berdomisili di daerah Jabodetabek dan sekitarnya.
2. Membawakan musik cover band atau penyanyi Jepang atau lagu yang beraliran
Japanese Music (Japanese Pop, Japanese Rock, dsb).
3. Jumlah waktu yang diberikan kepada peserta audisi adalah 10 menit, terhitung
mulai saat peserta memasuki ruang audisi dengan membawakan minimal 1 buah lagu
4. Pada saat audisi tidak diperbolehkan membawa lagu ciptaan sendiri
5. Mengisi formulir pendaftaran.
(formulir dapat diperoleh dengan datang ke HIMA Bahasa Jepang UNJ
atau via email jimat.unj@gmail.com)
6. Membayar biaya pendaftaran pada saat mendaftar.
(Jika mendaftar dengan datang langsung ke HIMA Bahasa Jepang UNJ, biaya pendaftaran dibayar pada saat itu juga. Jika mendaftar via email, biaya pendaftaran dibayar melalui transfer bank).
7. Jumlah anggota band tidak lebih dari sepuluh orang.
8 Menghadiri Technical Meeting dan tidak dapat diwakilkan selain dari anggota atau manager band tersebut.
9. Dapat menerima keputusan juri Audisi dan keputusan juri adalah mutlak.
10. Mengikuti Audisi yang dilakukan secara langsung di studio band yang telah ditentukan panitia,
dan akan langsung dinilai oleh juri pada saat itu juga.
Pendaftaran, Pengisian formulir dan Pembayaran biaya pendaftaran
paling lambat tanggal 25 September 2010
Audisi akan dilakukan secara langsung di studio band pada tanggal 9 Oktober 2010
CP Audisi Band
Rie (08176423907)
dance festival
Pendaftaran s/d tanggal 17 September 2010
Biaya Pendaftaran: Rp. 25.000/team
Persyaratan:
- Jumlah anggota maksimal 5 orang/team
- Berpakaian yang sesuai dan tidak mengumbar aurat (tahu batas tata kesopanan umum)
- Lagu yang digunakan lagu berbahasa Jepang
- Gerakan original dan bukan covering artis
- Waktu perform setiap team maksimal 15 menit
Cara mendaftar:
kirim profil dan demo penampilan via email: jimat.unj@gmail.com
atau datang langsung ke HIMA Bahasa Jepang, Kampus A UNJ
tiga team yang lolos seleksi berhak tampil di Jiyuu Matsuri UNJ 2010
CP Dance Festival
Nifa (08998295201)
--------------------------------------
look-a-like artist
Pendaftaran s/d tanggal 17 September 2010
Persyaratan:
- Jumlah anggota setiap team sesuai dengan artis yang dicover
- Berpakaian yang sesuai dan tidak mengumbar aurat (tahu batas tata kesopanan umum)
- Lagu yang digunakan lagu berbahasa Jepang
(artis tidak harus artis Jepang, tapi lagunya harus berbahasa Jepang)
- Waktu perform setiap team maksimal 15 menit
Cara mendaftar:
kirim profil dan demo penampilan via email: jimat.unj@gmail.com
atau datang langsung ke HIMA Bahasa Jepang, Kampus A UNJ
dua team yang lolos seleksi berhak tampil di Jiyuu Matsuri UNJ 2010
CP Look-a-like Artist
Nifa (08998295201)
Rabu, 28 April 2010
Mahluk Mitologi Bangsa Jepang
1.KITSUNE
Kitsune adalah sebutan untuk binatang rubah dalam bahasa Jepang. Dalam cerita rakyat Jepang, rubah sering ditampilkan dalam berbagai cerita sebagai makhluk cerdas dengan kemampuan sihirnya yang semakin sempurna sejalan dengan semakin bijak dan semakin tua rubah tersebut. Dalam legenda, rubah sering diceritakan sebagai penjaga yang setia, teman, kekasih, atau istri. Dalam kepercayaan Shinto, kitsune disebut inari yang bertugas sebagai pembawa pesan dari Dewa.
2.KUCHISAKE-ONNA
Kuchisake-onna (Wanita Bermulut Lebar) sesuai dengan namanya, makhluk ini berwujud wanita dengan mulut yang lebar, ujung bibirnya mencapai telinga. Konon wanita tersebut merupakan korban dari operasi gigi yang gagal, sehingga mulutnya robek dan giginya terlihat menyeringai seram. Karena marah, wanita itu membunuh dokter yang mengoperasinya, setelah itu kabur sambil menutup mulutnya dengan kain. Kemudian wanita itu bergentayangan dan berubah menjadi siluman. Di jalan yang sepi, wanita tersebut sering bertanya kepada anak-anak yang berpapasan dengannya, apakah ia cantik atau tidak. Bila mengatakan cantik Apakah saya cantik?” (Watashi kirei?), maka nyawa anak itu selamat, sedangkan bila menjawab jelek maka akan dibunuh.
Update Skenario:
“Apakah saya cantik?” (Watashi kirei?) .Bila orang itu menjawab “cantik (kirei)”, ia akan membuka maskernya dan bertanya lagi, “Bahkan bila seperti ini?” Pada saat itu, bila si korban yang biasanya terkejut dan takut menjawab tidak, ia akan membunuhnya dengan gunting. Bila si korban tetap menjawab ya setelah melihat wajahnya di balik masker, Kuchisake-onna mengikutinya sampai ke rumah baru akan memotong lehernya di depan pintu rumah si korban. Karena KIREI (CANTIK) mempunyai kemiripan bunyi dengan KIRE (POTONG)
Legenda urban yang populer pada tahun 70’an mengatakan bahwa korban akan selamat bila ia menjawab “biasa saja”. Sementara versi tahun 2000an mengatakan bahwa korban akan selamat bila menjawab, “begitulah” sehingga Kuchisake-onna bingung dan berpikir dulu apa yang akan ia lakukan, saat sedang bingung itulah korban mempunyai kesempatan untuk kabur.
3.NEKOMATA
Nekomata adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, dipercaya sebagai sebuah metamorfosis dari kucing peliharaan yang berubah karena disiksa majikannya. Bentuknya berupa monster kucing hitam raksasa, yang terkadang ditampilkan dengan dua sayap malaikat berwarna hitam yang besar. Dia adalah peliharaan Dewa Kematian. Nekomata hidup dari memakan mayat dan jiwa-jiwa orang mati. Nekomata tidak akan pernah melupakan siksaan oleh seseorang dan akan menyimpan dendam selamanya pada orang tersebut. Bila orang itu sudah mati, maka kerabatnya akan didatangi oleh Nekomata dan dihantui terus menerus. Cara menenangkannya ialah memberikan penghormatan, permohonan maaf dan makanan.
4.ONI
Oni (setan) adalah sejenis makhluk jahat dengan kekuatan besar yang datang dari neraka untuk mengganggu kehidupan manusia di muka bumi. oni dalam legenda digambarkan sebagai makhluk berwajah menyeramkan dengan gigi taring mencuat, bertanduk dan berkulit merah. Oni yang digambarkan setara dengan iblis dan setan-setan khas Eropa mereka mempunyai kekuatan supranaturan yang mampu menghancurkan manusia.
5.TENGU
Tengu adalah makhluk legenda Jepang. Salah satu Kami (dewa) penunggu gunung yang berwujud mirip burung elang atau gagak. Tengu memiliki hidung yang panjang, wajahnya merah, memiliki sepasang sayap, serta kuku kaki dan tangan yang sangat panjang. Tengu bisa terbang bebas di angkasa sambil membawa tongkat yang disebut Kongozue, pedang besar (tachi), dan kipas berbentuk daun (hauchiwa). Pekerjaannya menghalangi orang yang ingin mendalami agama Buddha.
Kitsune adalah sebutan untuk binatang rubah dalam bahasa Jepang. Dalam cerita rakyat Jepang, rubah sering ditampilkan dalam berbagai cerita sebagai makhluk cerdas dengan kemampuan sihirnya yang semakin sempurna sejalan dengan semakin bijak dan semakin tua rubah tersebut. Dalam legenda, rubah sering diceritakan sebagai penjaga yang setia, teman, kekasih, atau istri. Dalam kepercayaan Shinto, kitsune disebut inari yang bertugas sebagai pembawa pesan dari Dewa.
2.KUCHISAKE-ONNA
Kuchisake-onna (Wanita Bermulut Lebar) sesuai dengan namanya, makhluk ini berwujud wanita dengan mulut yang lebar, ujung bibirnya mencapai telinga. Konon wanita tersebut merupakan korban dari operasi gigi yang gagal, sehingga mulutnya robek dan giginya terlihat menyeringai seram. Karena marah, wanita itu membunuh dokter yang mengoperasinya, setelah itu kabur sambil menutup mulutnya dengan kain. Kemudian wanita itu bergentayangan dan berubah menjadi siluman. Di jalan yang sepi, wanita tersebut sering bertanya kepada anak-anak yang berpapasan dengannya, apakah ia cantik atau tidak. Bila mengatakan cantik Apakah saya cantik?” (Watashi kirei?), maka nyawa anak itu selamat, sedangkan bila menjawab jelek maka akan dibunuh.
Update Skenario:
“Apakah saya cantik?” (Watashi kirei?) .Bila orang itu menjawab “cantik (kirei)”, ia akan membuka maskernya dan bertanya lagi, “Bahkan bila seperti ini?” Pada saat itu, bila si korban yang biasanya terkejut dan takut menjawab tidak, ia akan membunuhnya dengan gunting. Bila si korban tetap menjawab ya setelah melihat wajahnya di balik masker, Kuchisake-onna mengikutinya sampai ke rumah baru akan memotong lehernya di depan pintu rumah si korban. Karena KIREI (CANTIK) mempunyai kemiripan bunyi dengan KIRE (POTONG)
Legenda urban yang populer pada tahun 70’an mengatakan bahwa korban akan selamat bila ia menjawab “biasa saja”. Sementara versi tahun 2000an mengatakan bahwa korban akan selamat bila menjawab, “begitulah” sehingga Kuchisake-onna bingung dan berpikir dulu apa yang akan ia lakukan, saat sedang bingung itulah korban mempunyai kesempatan untuk kabur.
3.NEKOMATA
Nekomata adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, dipercaya sebagai sebuah metamorfosis dari kucing peliharaan yang berubah karena disiksa majikannya. Bentuknya berupa monster kucing hitam raksasa, yang terkadang ditampilkan dengan dua sayap malaikat berwarna hitam yang besar. Dia adalah peliharaan Dewa Kematian. Nekomata hidup dari memakan mayat dan jiwa-jiwa orang mati. Nekomata tidak akan pernah melupakan siksaan oleh seseorang dan akan menyimpan dendam selamanya pada orang tersebut. Bila orang itu sudah mati, maka kerabatnya akan didatangi oleh Nekomata dan dihantui terus menerus. Cara menenangkannya ialah memberikan penghormatan, permohonan maaf dan makanan.
4.ONI
Oni (setan) adalah sejenis makhluk jahat dengan kekuatan besar yang datang dari neraka untuk mengganggu kehidupan manusia di muka bumi. oni dalam legenda digambarkan sebagai makhluk berwajah menyeramkan dengan gigi taring mencuat, bertanduk dan berkulit merah. Oni yang digambarkan setara dengan iblis dan setan-setan khas Eropa mereka mempunyai kekuatan supranaturan yang mampu menghancurkan manusia.
5.TENGU
Tengu adalah makhluk legenda Jepang. Salah satu Kami (dewa) penunggu gunung yang berwujud mirip burung elang atau gagak. Tengu memiliki hidung yang panjang, wajahnya merah, memiliki sepasang sayap, serta kuku kaki dan tangan yang sangat panjang. Tengu bisa terbang bebas di angkasa sambil membawa tongkat yang disebut Kongozue, pedang besar (tachi), dan kipas berbentuk daun (hauchiwa). Pekerjaannya menghalangi orang yang ingin mendalami agama Buddha.
Sabtu, 20 Maret 2010
Yang Unik dan Menarik di Jepang (bagi orang Indonesia)
Yang Unik dan Menarik di Jepang (bagi orang Indonesia)
Dalam pergaulan di Jepang, saya sering mendapat pertanyaan : apa yang berkesan selama anda di Jepang ? Jawaban yang paling mudah adalah “di Jepang serba praktis”. Tapi lama-lama jawaban ini membosankan, dan tidak membuka bahan ngobrol baru yang menarik. Saya coba renungkan beberapa hal yang dianggap wajar di Jepang, tapi bagi orang Indonesia terasa janggal, menarik, vice versa. Ternyata tidak mudah menemukannya. Mungkin karena saya sudah lama tinggal di Jepang, jadi yang unik dan menarik lewat begitu saja di depan hidung.
1. Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehingga sering tidak ada nomer kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan yang berarti “kurushii/sengsara”
2. Orang Jepang menyukai angka “8″. Harga-harga barang kebanyakan berakhiran “8″. Susu misalnya 198 yen. Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga barang yang dicantumkan sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan ini akan hilang. (Pasar = Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau toko 800)
3. Kalau musim panas, drama di TV seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu)
4. Drama detektif di TV, bunyi sirene (kyukyusha) biasanya muncul pada menit-menit awal. Di akhir cerita, sebelum perkelahian mati-matian biasanya penjahat selalu menceritakan semua rahasia kejahatannya.
5. Cara baca tulisan Jepang ada dua style : yang sama dengan buku berhuruf Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke bawah, dan yang kedua adalah dari kolom paling kanan ke arah kiri. Sehingga bagian depan dan belakang buku berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman muka berada di “bagian belakang”).
6. Kita (orang Indonesia) dan rekan-rekan dari Asia Tenggara lainnya umumnya kalau jiko-shokai (memperkenalkan diri) sering memulai dengan “minasan, konnichiwa” atau “minasan, konbanwa”. Mungkin ini karena kebiasaan bahasa Indonesia untuk selalu memulai pidato dengan ucapan selamat malam, dsb. Tapi untuk pendengaran orang Jepang, rasanya janggal, karena mirip siaran berita di TV. Seharusnya dimulai dengan langsung menyebut nama dan afiliasi. Misalnya “Tanaka ken M1 no Anto desu….dst.”, tidak perlu dengan “Minasan..konnichiwa…”. :-)
7. Kesulitan pertama yang muncul dalam urusan administratif di Jepang, kalau ditanya : “family name anda apa ? “, karena kita tidak ada keharusan di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara untuk mencantumkan family name.
8. Kalau kita memperoleh undangan yang meminta konfirmasi hadir atau tidak, biasanya kita harus mengirimkan balik kartu pos. Salah satu manner adalah mencoret huruf 御 pada pilihan : 御欠席 /出席. Juga mencoret akhiran 様 pada nama kita yang tercantum sebagai pengirim pada kartupos tersebut. Ini adalah adat Jepang, agar kita selalu rendah hati, yang ditunjukkan dengan menghindari/mencoret 御 dan 様 pada kartu pos balasan.
9. Kalau kita membubuhkan tanda tangan, kadang akan ditanya orang Jepang : ini bacanya bagaimana ? Kalau di Jepang saat diperlukan tanda tangan (misalnya di paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama mereka dalam huruf Kanji, sehingga bisa terbaca dengan jelas. Sedangkan kita biasanya membuat singkatan atau coretan sedemikian hingga tidak bisa ditiru/dibaca oleh orang lain.
10. Acara TV di Jepang didominasi oleh masak memasak
11. Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di Indonesia di-service.
12. Jika naik taxi di Jepang, pintu dibuka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.
13. Tanda tangan di Jepang hampir tidak pernah berlaku untuk keperluan formal, melainkan harus memakai hanko/inkan/cap. Jenis hanko di Jepang ada beberapa, a.l. jitsu-in, ginko-in, dan mitome-in Jadi satu orang kadang memiliki beberapa jenis inkan, untuk berbagai keperluan. Jitsu-in adalah inkan yang dipakai untuk keperluan yang sangat penting, seperti beli rumah, beli mobil, untuk jadi guarantor, dsb. jenis ini diregisterkan ke shiyakusho. Ginko-in adalah jenis inkan yang dipakai untuk khusus membuat account di bank. inkan ini diregisterkan ke bank. Mitome-in dipakai untuk keperluan sehari-hari, dan tidak diregisterkan.
14. Naik sepeda tidak boleh boncengan (kecuali memboncengkan anak-anak)
15. Ajakan makan bersama belum tentu berarti anda ditraktir, tapi bisa jadi bayar sendiri-sendiri.
16. Di Jepang sulit mencari mesin ketik
17. Pernah nggak melihat cara orang Jepang menghitung “satu”, “dua”, “tiga”,…. dengan jari tangannya ? Kalau rekan-rekan perhatikan, ada perbedaan dengan kebiasaan orang Indonesia. Orang Indonesia umumnya mulai dari tangan dikepal dan saat menghitung “satu”, jari kelingking ditegakkan. Menghitung “dua”, jari manis ditegakkan, dst. Kalau orang Jepang, setahu saya, kebalikannya. Mereka selalu mulai dari telapak tangan terbuka, dan cara menghitungnya kebalikan orang Indonesia. Saat bilang “satu”, maka jarinya akan ditekuk/ditutupkan ke telapak tangan. Misalnya Nggak percaya ? Coba deh…jikken dengan teman Jepang anda. :-)
18. Cara menulis angka : 7 (tujuh). Kebiasaan orang Indonesia selalu menambahkan coret kecil di kaki angka 7 (mirip huruf “NU” katakana : ヌ). Di Jepang selalu dididik menulis 7 persis seperti huruf ketik (tanpa coretan nya orang Indonesia), jadi mirip huruf katakana “FU” (フ) atau “WA” (ワ). Saat saya riset handwriting numeral recognition, saya lihat ratusan tulisan tangan orang Jepang tentang angka 7, dan tidak ada satu pun yang sama dengan yang “made in Indonesia”. Moral of the story : Hati-hati kalau menulis alamat, formulir atau dokumen lainnya di Jepang. Sedapat mungkin usahakan sama dengan standard Jepang. Kalau nggak, belum tentu dapat difahami oleh orang Jepang bahwa anda menulis angka “tujuh”.
Catatan Tambahan :
1. No.14 : sepeda tidak boleh dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak yang diboncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang saja yang diboncengkan. Bila dilanggar, dendanya maksimal 20 ribu yen. (道路交通法57条第2項 規則9条 乗車人員制限違反)
Dalam pergaulan di Jepang, saya sering mendapat pertanyaan : apa yang berkesan selama anda di Jepang ? Jawaban yang paling mudah adalah “di Jepang serba praktis”. Tapi lama-lama jawaban ini membosankan, dan tidak membuka bahan ngobrol baru yang menarik. Saya coba renungkan beberapa hal yang dianggap wajar di Jepang, tapi bagi orang Indonesia terasa janggal, menarik, vice versa. Ternyata tidak mudah menemukannya. Mungkin karena saya sudah lama tinggal di Jepang, jadi yang unik dan menarik lewat begitu saja di depan hidung.
1. Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehingga sering tidak ada nomer kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan yang berarti “kurushii/sengsara”
2. Orang Jepang menyukai angka “8″. Harga-harga barang kebanyakan berakhiran “8″. Susu misalnya 198 yen. Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga barang yang dicantumkan sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan ini akan hilang. (Pasar = Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau toko 800)
3. Kalau musim panas, drama di TV seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu)
4. Drama detektif di TV, bunyi sirene (kyukyusha) biasanya muncul pada menit-menit awal. Di akhir cerita, sebelum perkelahian mati-matian biasanya penjahat selalu menceritakan semua rahasia kejahatannya.
5. Cara baca tulisan Jepang ada dua style : yang sama dengan buku berhuruf Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke bawah, dan yang kedua adalah dari kolom paling kanan ke arah kiri. Sehingga bagian depan dan belakang buku berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman muka berada di “bagian belakang”).
6. Kita (orang Indonesia) dan rekan-rekan dari Asia Tenggara lainnya umumnya kalau jiko-shokai (memperkenalkan diri) sering memulai dengan “minasan, konnichiwa” atau “minasan, konbanwa”. Mungkin ini karena kebiasaan bahasa Indonesia untuk selalu memulai pidato dengan ucapan selamat malam, dsb. Tapi untuk pendengaran orang Jepang, rasanya janggal, karena mirip siaran berita di TV. Seharusnya dimulai dengan langsung menyebut nama dan afiliasi. Misalnya “Tanaka ken M1 no Anto desu….dst.”, tidak perlu dengan “Minasan..konnichiwa…”. :-)
7. Kesulitan pertama yang muncul dalam urusan administratif di Jepang, kalau ditanya : “family name anda apa ? “, karena kita tidak ada keharusan di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara untuk mencantumkan family name.
8. Kalau kita memperoleh undangan yang meminta konfirmasi hadir atau tidak, biasanya kita harus mengirimkan balik kartu pos. Salah satu manner adalah mencoret huruf 御 pada pilihan : 御欠席 /出席. Juga mencoret akhiran 様 pada nama kita yang tercantum sebagai pengirim pada kartupos tersebut. Ini adalah adat Jepang, agar kita selalu rendah hati, yang ditunjukkan dengan menghindari/mencoret 御 dan 様 pada kartu pos balasan.
9. Kalau kita membubuhkan tanda tangan, kadang akan ditanya orang Jepang : ini bacanya bagaimana ? Kalau di Jepang saat diperlukan tanda tangan (misalnya di paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama mereka dalam huruf Kanji, sehingga bisa terbaca dengan jelas. Sedangkan kita biasanya membuat singkatan atau coretan sedemikian hingga tidak bisa ditiru/dibaca oleh orang lain.
10. Acara TV di Jepang didominasi oleh masak memasak
11. Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di Indonesia di-service.
12. Jika naik taxi di Jepang, pintu dibuka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.
13. Tanda tangan di Jepang hampir tidak pernah berlaku untuk keperluan formal, melainkan harus memakai hanko/inkan/cap. Jenis hanko di Jepang ada beberapa, a.l. jitsu-in, ginko-in, dan mitome-in Jadi satu orang kadang memiliki beberapa jenis inkan, untuk berbagai keperluan. Jitsu-in adalah inkan yang dipakai untuk keperluan yang sangat penting, seperti beli rumah, beli mobil, untuk jadi guarantor, dsb. jenis ini diregisterkan ke shiyakusho. Ginko-in adalah jenis inkan yang dipakai untuk khusus membuat account di bank. inkan ini diregisterkan ke bank. Mitome-in dipakai untuk keperluan sehari-hari, dan tidak diregisterkan.
14. Naik sepeda tidak boleh boncengan (kecuali memboncengkan anak-anak)
15. Ajakan makan bersama belum tentu berarti anda ditraktir, tapi bisa jadi bayar sendiri-sendiri.
16. Di Jepang sulit mencari mesin ketik
17. Pernah nggak melihat cara orang Jepang menghitung “satu”, “dua”, “tiga”,…. dengan jari tangannya ? Kalau rekan-rekan perhatikan, ada perbedaan dengan kebiasaan orang Indonesia. Orang Indonesia umumnya mulai dari tangan dikepal dan saat menghitung “satu”, jari kelingking ditegakkan. Menghitung “dua”, jari manis ditegakkan, dst. Kalau orang Jepang, setahu saya, kebalikannya. Mereka selalu mulai dari telapak tangan terbuka, dan cara menghitungnya kebalikan orang Indonesia. Saat bilang “satu”, maka jarinya akan ditekuk/ditutupkan ke telapak tangan. Misalnya Nggak percaya ? Coba deh…jikken dengan teman Jepang anda. :-)
18. Cara menulis angka : 7 (tujuh). Kebiasaan orang Indonesia selalu menambahkan coret kecil di kaki angka 7 (mirip huruf “NU” katakana : ヌ). Di Jepang selalu dididik menulis 7 persis seperti huruf ketik (tanpa coretan nya orang Indonesia), jadi mirip huruf katakana “FU” (フ) atau “WA” (ワ). Saat saya riset handwriting numeral recognition, saya lihat ratusan tulisan tangan orang Jepang tentang angka 7, dan tidak ada satu pun yang sama dengan yang “made in Indonesia”. Moral of the story : Hati-hati kalau menulis alamat, formulir atau dokumen lainnya di Jepang. Sedapat mungkin usahakan sama dengan standard Jepang. Kalau nggak, belum tentu dapat difahami oleh orang Jepang bahwa anda menulis angka “tujuh”.
Catatan Tambahan :
1. No.14 : sepeda tidak boleh dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak yang diboncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang saja yang diboncengkan. Bila dilanggar, dendanya maksimal 20 ribu yen. (道路交通法57条第2項 規則9条 乗車人員制限違反)
Kebiasaan Orang Jepang di Bulan September
Kebiasaan Orang Jepang di Bulan September setiap "orang di jepang"
Bulan september bagi orang Jepang adalah bulan yang berat, perubahan musim panas ke musim gugur pada bulan-bulan ini selalu diikuti dengan cuaca yang ekstrim seperti badai, topan dan lain sebagainya. Oleh karena itu bagi orang Jepang bulan september atau bulan sembilan adalah bulan yang ingin cepat dilewati, karena dalam budaya orang Jepang angka sembilan dibaca "ku" yang dekat dengan kata "kurushii" yang berarti sengasara.
Salah satu kebiasaan orang Jepang yang unik di bulan september yang notabene banyak terdapat badai adalah memasang boneka kain yang disebut dengan teru-teru bozu. Boneka ini dibuat kemudian digantung di depan rumah saat musim hujan badai dengan harapan badai atau hujan segera berlalu dan cuaca kembali cerah. Setelah badai atau hujan reda boneka kain tersebut kemudian diberi mata dan senyum. Kebiasaan ini sudah ada sejak dahulu kala dan terus berlangsung hingga sekarang.
Setahun yang lalu di Azumino Ikeda craft park, kota Ikeda perfektur Nagano, pernah diselenggarakan sebuah even kesenian yang bertajuk "Kita Alpes Teru-Teru Bozu Art Exhibition 1". Kendati ini adalah yang pertama kali, namun peserta yang emngikuti ini cukup banyak dan datang dari seluruh penjuru negeri. Terdapat 525 boneka teru-teru bozu dengan berbagai macam warna yang menarik. Acara yang unik ini tidak hanya mendapat perhatian masyarakat sekitar, namun beberapa radio nasional dan stasiun televisi nasional juga turut serta meliput acara ini.
Bulan september bagi orang Jepang adalah bulan yang berat, perubahan musim panas ke musim gugur pada bulan-bulan ini selalu diikuti dengan cuaca yang ekstrim seperti badai, topan dan lain sebagainya. Oleh karena itu bagi orang Jepang bulan september atau bulan sembilan adalah bulan yang ingin cepat dilewati, karena dalam budaya orang Jepang angka sembilan dibaca "ku" yang dekat dengan kata "kurushii" yang berarti sengasara.
Salah satu kebiasaan orang Jepang yang unik di bulan september yang notabene banyak terdapat badai adalah memasang boneka kain yang disebut dengan teru-teru bozu. Boneka ini dibuat kemudian digantung di depan rumah saat musim hujan badai dengan harapan badai atau hujan segera berlalu dan cuaca kembali cerah. Setelah badai atau hujan reda boneka kain tersebut kemudian diberi mata dan senyum. Kebiasaan ini sudah ada sejak dahulu kala dan terus berlangsung hingga sekarang.
Setahun yang lalu di Azumino Ikeda craft park, kota Ikeda perfektur Nagano, pernah diselenggarakan sebuah even kesenian yang bertajuk "Kita Alpes Teru-Teru Bozu Art Exhibition 1". Kendati ini adalah yang pertama kali, namun peserta yang emngikuti ini cukup banyak dan datang dari seluruh penjuru negeri. Terdapat 525 boneka teru-teru bozu dengan berbagai macam warna yang menarik. Acara yang unik ini tidak hanya mendapat perhatian masyarakat sekitar, namun beberapa radio nasional dan stasiun televisi nasional juga turut serta meliput acara ini.
Selasa, 09 Maret 2010
Wakamono kotoba, bahasa Jepang anak muda
Terima kasih atas kesabarannya menunggu selama beberapa waktu terakhir yang kosong ini. Sekarang Yumeko siap mengeluarkan artikel-artikelnya kembali, dan kita akan mulai dengan topik wakamono kotoba yang diminta oleh irfan-san.
Wakamono kotoba (若者言葉) adalah bahasa percakapan anak muda. Dalam gaya bahasa ini, digunakan kosakata-kosakata khusus yang terdengar “gaul” dan mungkin “cool”. Di sini kita akan melihat sedikit kata-katanya beserta alternatif standarnya.
chou (超)
Ini adalah awalan yang artinya “super”. Contoh penggunaannya adalah chou-oishii (super lezat) dan chou-kawaii (super imut). Alternatif standarnya adalah monosugoku dan hontou ni (tidak sekuat monosugoku). Kanji chou sendiri digunakan pada kata seperti chou-tokkyuu (超特急, kereta super ekspres).
kimoi (キモい)
Artinya adalah “menjijikkan” yang berasal dari kimochi warui (perasaan buruk, menjijikkan). Misalnya, kalau kamu melihat ulat bulu dan merasa jijik dengan binatang tersebut, kamu bisa menggunakan kata kimoi.
maji (マジ)
Artinya adalah “serius” dan berasal dari majime (serius). Kata ini sering digunakan sebagai ekspresi saat kaget mendengar sesuatu: “maji???” atau “maji de????” (“serius???”, “yang bener???”). Bisa juga digunakan sebagai adjektiva misalnya maji na kao (muka serius).
Menggunakan kata-kata tersebut dengan orang dan situasi yang tepat, percakapan kamu bisa terdengar jauh lebih alami dan tidak kaku. Apa kamu sendiri punya kosakata slang favorit? Sebagai penutup, kalau kamu bertemu kata-kata yang kelihatannya wakamono kotoba dan tidak ada di kamus umum, kamu bisa coba cari di kamus zokugo.
Wakamono kotoba (若者言葉) adalah bahasa percakapan anak muda. Dalam gaya bahasa ini, digunakan kosakata-kosakata khusus yang terdengar “gaul” dan mungkin “cool”. Di sini kita akan melihat sedikit kata-katanya beserta alternatif standarnya.
chou (超)
Ini adalah awalan yang artinya “super”. Contoh penggunaannya adalah chou-oishii (super lezat) dan chou-kawaii (super imut). Alternatif standarnya adalah monosugoku dan hontou ni (tidak sekuat monosugoku). Kanji chou sendiri digunakan pada kata seperti chou-tokkyuu (超特急, kereta super ekspres).
kimoi (キモい)
Artinya adalah “menjijikkan” yang berasal dari kimochi warui (perasaan buruk, menjijikkan). Misalnya, kalau kamu melihat ulat bulu dan merasa jijik dengan binatang tersebut, kamu bisa menggunakan kata kimoi.
maji (マジ)
Artinya adalah “serius” dan berasal dari majime (serius). Kata ini sering digunakan sebagai ekspresi saat kaget mendengar sesuatu: “maji???” atau “maji de????” (“serius???”, “yang bener???”). Bisa juga digunakan sebagai adjektiva misalnya maji na kao (muka serius).
Menggunakan kata-kata tersebut dengan orang dan situasi yang tepat, percakapan kamu bisa terdengar jauh lebih alami dan tidak kaku. Apa kamu sendiri punya kosakata slang favorit? Sebagai penutup, kalau kamu bertemu kata-kata yang kelihatannya wakamono kotoba dan tidak ada di kamus umum, kamu bisa coba cari di kamus zokugo.
Rabu, 24 Februari 2010
Budaya, Seni dan Tradisi orang jepang
Seperti halnya Indonesia, Jepang juga memiliki budaya, seni dan tradisi yang sangat banyak dan beragam. Jadi pada bagian ini saya hanya akan mencoba menuliskan budaya yang sudah umum dan dikenal secara luas khususnya oleh masyarakat negara luar. Beberapa diantaranya yang layak untuk ditulis adalah sebagai berikut :
K i m o n o
--------------------
Ki dan Mono
Kimono berasal dari kata ki yang berarti pakai dan mono berarti barang jadi kimono berarti barang yang dipakai atau dikenakan yaitu pakaian. Kimono yang sekarang dikenal sebagai pakaian tradisional Jepang sebenarnya adalah pakaian sehari hari masyarakat Jepang jaman dulu.
Namun selama ini kadang kimono dianggap sebagai pakaian wanita seperti halnya kebaya dalam budaya Jawa. Anggapan yang tidak tepat tentu saja karena kimono juga ada dua macam yaitu untuk pria dan wanita yang tentu saja dengan bentuk yang berbeda.
Kimono untuk pria biasanya sangat sederhana baik dalam design dan juga warna gelap yang biasanya berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam. Jenisnya hanya ada dua saja yaitu formal dan non formal.
Kimono untuk wanita dikenal ada beberapa jenis menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri. Kemudian kimono wanita mempunyai warna aksesoris dan design yang beragam. Hal yang sudah bisa dimaklumi tentu saja.
Upacaha Minum Teh
------------------------------
Chadō atau Sadō
Anda tahu caranya minum teh ? Saya yakin Anda pasti tahu. Namun minum teh yang dimaksud dalam upacara ini bukanlah minum dalam pengertian seperti yang mungkin Anda kenal. Merasakan ketika bibir mulai bersentuhan dengan air teh yang ada di gelas, merasakan dan mengirup aromanya serta ketika Anda menyerumutnya terasa suatu kekuatan kehidupan mulai mengalir memasuki diri. Sangat tidak sederhana seperti yang saya bayangkan selama ini.
Tentu saja, upacara minum teh ini adalah salah satu cara meditasi yang mulai dipopulerkan oleh pendeta Buddha dari kelompok Eisai dan Dogen menyebarkan ajaran Zen. Kalau Anda mengetahui lebih lanjut pasti akan lebih menakjubkan lagi karena seni minum teh ini harus dipelajari secara khusus dan ada sekitar 36 aliran dari upacara unik ini dan beberapa aliran tertentu juga mempunyai cabang atau aliran baru. Tidak cukup hanya dipelajari atau dipraktekkan saja namun juga harus terus diperdalam dan disempuranakan yang kadang memakan waktu bertahun tahun bahkan mungkin juga seumur hidup.
Karena acara minum teh ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang, maka pengetahuan tuan rumah untuk mengaatur ruangan untuk upacara (chashitsu) yang meliputi pemilihan lukisan dinding (kakejiku) bunga (chabana) sangatlah penting. Peralatan lainya seperti mangkuk keramik, sendok, teh dan sebagainya adalah dibuat khusus untuk upacara ini saja jadi bukan peralatan sehari hari. Berikut saya kitipkan beberapa penjelasan dari wikipedia : "Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut."
Penjelasan yang sangat tepat. Seperti yang saya sebutkan di awal, upacara minum teh ini adalah dianggap bagian dari meditasi oleh pelakunya. Karena kegiatan ini dilakukan dan dinikmati secara berkelompok, selain tuan rumah, tamu atau undangan juga tentu harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang sama tentang upacara ini. Tidak lucu tentu saja, kalau tuan rumah susah payah menyiapkan upacara namun tamu yang hadir tidak faham sama sekali dan langsung datang dan teguk begitu saja.
Y u k a t a
--------------------
Kimono musim panas
Kimono dan Yukata sebenarnya sama saja yaitu merupakan pakaian tradisional masyarakat Jepang yang dipakai sebagai pakaian sehari hari sebelum mulai diperkenalkannya pakaian model barat pada Era Meiji (1868-1912)
Sebagai pakaian musim panas yukata tentu saja cendrung berbahan tipis dan hanya terdiri dari satu lapis saja jadi pemakaiannya lebih sederhana dan santai dibandingkan dengan kimono yang cendrung tebal, berlapis lapis dan relatif susah untuk dipakai. Kimono untuk wanita biasanya bermotif bunga dan dengan warna cerah meriah sedangkan untuk pria seperti biasa umumnya berwarna gelap .
Seni Berkebun
--------------------
Japanese Garden
Taman atau kebun mempunyai arti yang sangat penting dalam budaya Jepang. Hal ini sepertinya tidak lepas dari pengaruh philosophy Shinto yang merupakan agama atau kepercayaan yang memuja alam. Kemudian agama Buddha yang datang belakangan juga memberi sentuhan dan pengembangan yang tidak kalah besarnya. Banyak tempat ibadah di Jepang khusunya Shinto dan Buddha mempunyai taman yang sangat terkenal keindahannya. Tentu saja taman bukan hanya monopoly dimiliki dan dibangun di kuil saja namun juga dimiliki oleh buat untuk kepentingan pribadi yaitu di rumah.
Taman atau kebun gaya Jepang mempunyai keunikan tersendiri karena merupakan paduan antara tanaman, batu dan air. Kadang di antara tiga bahan di atas batu mempunyai porsi yang sangat besar sehingga cendrung membuatnya berbeda dengan taman gaya Eropa. Penempatan lampu taman yang terbuat dari batu mungkin merupakan salah satu ciri khas dari taman gaya Jepang..
Jepang mempunyai hari libur nasional yaitu hari berkebun yang dirayakan setiap 29 April yang merupakan bagian dari libur Golden Week. Sepertinya hal ini merupakan perwududan dan penghargaan mereka pada tanaman.
Matsuri dan keramaian
--------------------
Festival Budaya
Matsuri adalah suatu festival budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun kuil Buddha (Tera) yang kebanyakan diselenggaran pada musim panas. Karena merupakan budaya rakyat tentu saja selalu ramai dan penuh dengan pengunjung. Seperti biasanya pada setiap keramaian di mana saja selalu disertai dengan kehadiran pedagang kaki lima, suatu aktivias bisnis yang hampir tidak dijumpai dalam kehidupan sehari hari.
Selain kehadiran pedagang kaki lima, event matsuri di suatu tempat juga sangat mudah di temukan karena banyaknya peserta yang hadir dengan menggunakan pakaian yukata yaitu pakaian musim panas. Jadi kalau kita menemukan orang yang berpakaian yukata dalam jumlah cukup banyak di sekitar terminal maka bisa ditebak di sekitar tempat tersebut berlangsung suatu matsuri atau festival kembang api.
Matsuri biasanya berarti festival kuil namun kadang ada juga perkecualiannya, sedangkan matsuri tidak selalu berarti berdoa atau sembahyang, hal itu sudah pasti karena kebanyakan orang datang hanya untuk melihat saja dan seperti biasanya dalam sebuat event pengunjung selalu lebih banyak dibandingkan dengan pesertanya.
Kendō dan Judō
--------------------
Jalan
Kendō adalah olah raga bermain pedang bambu sedangkan Judō pasti sudah Anda tahu artinya nama dari olahraga bela diri dari Jepang. Kata Dō yang terdapat pada akhiran kedua kata diatas mempunyai arti yang sama yaitu jalan dan kalau ditulis dengan huruf kanji mempunyai lambang jalan.
Kalau kita perhatikan lebih jauh ternyata orang Jepang sangat suka memakai kata ini terutama untuk istilah yang berhubungan dengan olah pikiran. Upacara minum teh atau Chadō juga memakai huruf kanji yang sama pada akhiran katanya. Huruf kanji Dōjuga kadang di baca Tō seperti kata Shintō yang artinya sama saja yaitu jalan
O r i g a m i
------------------------------
Seni melipat kertas
Origami adalah sebuah seni melipat kertas. Seni ini kemungkinan berasal dari negeri Tiongkok China yang berkembang di Jepang bersamaan denga mulai diperkenalkannya penggunaan kertas sekitar 105 Masehi. Pada jaman Edo era (1603-1867) seni melipat kertas mulai berkembang secara lebih luas. Teknik lipatan kertas dan beragam obyek yang diciptakan dari yang sangat sederhana dan hanya memerlukan waktu beberapa menit untuk membuatnya sampai bentuk rumit yang memerlukan waktu beberapa jam.
Dewasa ini seni origami sudah berkembang semakin maju dan banyak seniman origami bermunculan. Origami yang diciptakan oleh kalangan seniman ini benar benar sangat indah bercita rasa seni yang sangat tinggi. Susah untuk dipercayai bahwa banyak bentuk yang bisa diciptakan oleh selembar kertas utuh tanpa memotong ataupun menggunakan perekat namun hanya mengandalkan lipatan saja. Artis favorit saya adalah Satoshi Kamiya yang mampu membuat berbagai bentuk origami sulit hanya dari selembar kertas dan sekali lagi tanpa memotongnya sama sekali. Karya origami berbentuk seekor naga menurunya adalah yang paling sulit karena membutuhkan waktu sampai beberapa bulan untuk mengerjakannya. Karya sejenis juga banyak dijumpai namun banyak diantaranya yang dibuat bukan dari satu lembar kertas utuh jadi tingkat kesulitannya tentu saja berbeda.
Secara umum untuk membuatnya origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami. Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat beragam sehingga membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah dan sebagainya. [oketo: 08/Aug/09]
Referensi lain : wikipedia (eng) , Contoh karya origami dari google Contoh karya origami dari youtube Contoh karya origami dari youtube 2
B o n s a i
--------------------
Seni mengkerdilkan tanaman
Pasti kebanyakan dari kita sudah tahu yang namanya bonsai. Seni mengkerdilkan tanaman ini sangat populer bukan hanya di Jepang saja namun hampir di banyak negara, walaupun sebenarnya seni ini dan banyak lagi budaya Jepang lainya, sebenarnya berasal dari negeri China. Penghormatan dan penghargaan masyarakat yang sangat tinggi serta negara Jepang yang kecil membuat seni ini mendapat tempat dan berkembang sangat luas di negara ini dan menjadi sangat populer di seluruh dunia ketika dipamerkan pada Expo Dunia di Paris tahun 1867. [oketo: 08/Aug/09]
Referensi lain : wikipedia
F u r o s h i k i
--------------------
Seni membungkus barang
Furoshiki merupakan seni membungus barang dengan menggunakan selembar kain lebar berbentuk persegi empat.
Seni ataupun budaya ini diperkirakan mulai muncul dan populer pada masa Periode Edo(1615-1868). Furoshiki ini sangat populer karena sangat praktis dan bisa dipakai untuk membungkus berbagai macam barang baik berbentuk kotak polos persegi seperti kotak nasi sebagai bekal perjalan pada masa itu, berbagai benda berbentuk bulat seperti semangka ataupun benda berbentuk botol.
Pada masa itu tentu saja plastik belum di kenal sehingga furoshiki menjadi satu satunya alat yang memudahkan untuk membungkus sekaligus memudahkan untuk di bawa. Selain itu furoshiki pada jaman itu juga berfungsi sebagai handuk setelah mandi dalam menempuh perjalanan jauh. [oketo: 08/Aug/09]
Contoh image dari google
T a k o
--------------------
Seni layang layang
Layang layang tidak begitu populer di Jepang walaupun mereka sebetulnya mempunyai sejarah yang panjang dalam tradisi pembuatan layang layang yaitu pada jaman Periode Nara (649-794 AD). Design dan tradisi pembuatan layang layang yang unik cukup digemari di beberapa negara namun di dalam negeri sendiri sepertinya kurang banyak peminatnya. Mungkin mainan ini dianggap berbahaya karena talinya bisa bersentuhan dan mengganggu aliran kabel listrik yang bisa berakibat fatal bagi pelaku dan orang lain.
Dalam setiap even layang layang bertaraf internsional mereka hampir tidak pernah absen. Salah satu event layang layang terbesar berlangsung di suatu daerah yang namanya Hamamatsu yang melibatkan hampir 2juta layang layang yang saling beradu dan bersaing.
Rabu, 17 Februari 2010
pada pembelajar yang pertama. kita akan membahas "Aisatsu" atau ~SALAM PERTEMUAN.
Minna San...
HJC akan berbagi iLmu dalam konteks kosakata Bahasa Jepang...
Dicatet yah...Penting nih...
cotto matte kudasai : tolong tunggu sebentar!!!
kawaii desu ne : kamu sangat lucu sekali
sora aoi : Langit Biru
Moshi-moshi : hallo- hallo
konichiwa : selamat siang (jam10 sampai jam 8 sore)
O-genki desu ka : bagaimana kabarnya
hajimemashite : apa kabar
sumimasen : permisi
matta ashita : sampai jumpa besok
jaa matta : selamat tinggal
anata wa doko ni sunde imasu ka : anda tinggal di mana?
O-shigoto genki desu ka : apa pekerjaan anda ?
BUAT YANG mw tanya tentang jepang langsung tulis wall hjc aja atw pengurusnya bisa juga lewat pesan....
arigatou...,,
pada pembelajar yang pertama. kita akan membahas "Aisatsu" atau ~SALAM PERTEMUAN.
Ohayou gozaimasu = selamat pagi
Konnichiwa = selamat siang
Konbanwa = Selamat malam
ohayou gozaimasu dipakai ketika bertemu dengan orang yang lebih kita hormati agar lebih sopan, tetapi jika kita bertemu dengan sebaya atau dibawah kita cukup mengucapkan "Ohayou"
Example. siswa : Tanaka sensei, Ohayou gozaimasu
sensei: Ohayou...
"ohayou gozaimasu tidak hanya di ucapkan pada pagi hari , melainkan dapat digunakan pada setiap saat, namun maknanya berubah menjadi "haloo/Haii"
~SALAM PERPISAHAN
Sayounara : selamat tinggal
Mata Ashita : sampai jumpa besok..
Mata Raishuu : Sampai jumpa minggu depan
oyasuminasai : Selamt tidur.
Sayounara : diucapkan ketika akan berpisah untuk waktu yg lama yg tidak diketahui kapan akan jumpa lagi.
Mata Ashita : diucapkan ketika akan berpisah, namun akan bertemu lagi besok
Mata raishuu : diucapkan ketika akan berpisah, dan akan bertemu minggu depan.
untuk pembelajaran ini kita akan membahas "Angka"
1 = Ichi
2 = Ni
3 = san
4 = yon/shi
5 = Go
6 = Roku
7 = nana/Shichi
8 = hachi
9 = kyuu/ku
10 = juu
11 = juuichi
12 = juuni
13 = juusan
20 = Nijuu
Nama-nama Hari
Senin = Getsu youbi
Selasa = Ka youbi
Rabu = Sui youbi
Kamis = Moku youbi
Jumat = Kin youbi
Sabtu = Do youbi
Minggu = Nichi youbi
Yuuppp.. untuk pembelajaran ke-dua cukup sampai disini
pada pembelajarn ini kita akan belajar Katakan. yaitu salah satu huruf jepang.
pembelajaran penulisan huruf, akan di ajarkan di dunia nyata.
huruf katakana berfungsi untuk kata2 asing, atau nama2 asing.
contoh. Radio = RAJIO (menggunakan huruf katakana)
untuk mempelajari atau mengenal huruf katakan lebih dalam lagi , sebaik'a belajar di dunia nyata HJC saja..
Mulikum... Pada pembelajaran ini, kita akan belajar cara penyebutan Nomer telpon.
0 = Zero
1 = ichi
2 = Ni
3 = san
4 = Yon
5 = go
6 = roku
7 = nana
8 = hachi
9 = kyu
10 = juu
contoh
021- 912-454-54
"zero ni ichi "No" kyu ichi ni "No" yon go yon "No" go yon
*No : partikel "No" untuk pemisah antara penyebutan 3 angka
Wakarimasuka??
HJC akan berbagi iLmu dalam konteks kosakata Bahasa Jepang...
Dicatet yah...Penting nih...
cotto matte kudasai : tolong tunggu sebentar!!!
kawaii desu ne : kamu sangat lucu sekali
sora aoi : Langit Biru
Moshi-moshi : hallo- hallo
konichiwa : selamat siang (jam10 sampai jam 8 sore)
O-genki desu ka : bagaimana kabarnya
hajimemashite : apa kabar
sumimasen : permisi
matta ashita : sampai jumpa besok
jaa matta : selamat tinggal
anata wa doko ni sunde imasu ka : anda tinggal di mana?
O-shigoto genki desu ka : apa pekerjaan anda ?
BUAT YANG mw tanya tentang jepang langsung tulis wall hjc aja atw pengurusnya bisa juga lewat pesan....
arigatou...,,
pada pembelajar yang pertama. kita akan membahas "Aisatsu" atau ~SALAM PERTEMUAN.
Ohayou gozaimasu = selamat pagi
Konnichiwa = selamat siang
Konbanwa = Selamat malam
ohayou gozaimasu dipakai ketika bertemu dengan orang yang lebih kita hormati agar lebih sopan, tetapi jika kita bertemu dengan sebaya atau dibawah kita cukup mengucapkan "Ohayou"
Example. siswa : Tanaka sensei, Ohayou gozaimasu
sensei: Ohayou...
"ohayou gozaimasu tidak hanya di ucapkan pada pagi hari , melainkan dapat digunakan pada setiap saat, namun maknanya berubah menjadi "haloo/Haii"
~SALAM PERPISAHAN
Sayounara : selamat tinggal
Mata Ashita : sampai jumpa besok..
Mata Raishuu : Sampai jumpa minggu depan
oyasuminasai : Selamt tidur.
Sayounara : diucapkan ketika akan berpisah untuk waktu yg lama yg tidak diketahui kapan akan jumpa lagi.
Mata Ashita : diucapkan ketika akan berpisah, namun akan bertemu lagi besok
Mata raishuu : diucapkan ketika akan berpisah, dan akan bertemu minggu depan.
untuk pembelajaran ini kita akan membahas "Angka"
1 = Ichi
2 = Ni
3 = san
4 = yon/shi
5 = Go
6 = Roku
7 = nana/Shichi
8 = hachi
9 = kyuu/ku
10 = juu
11 = juuichi
12 = juuni
13 = juusan
20 = Nijuu
Nama-nama Hari
Senin = Getsu youbi
Selasa = Ka youbi
Rabu = Sui youbi
Kamis = Moku youbi
Jumat = Kin youbi
Sabtu = Do youbi
Minggu = Nichi youbi
Yuuppp.. untuk pembelajaran ke-dua cukup sampai disini
pada pembelajarn ini kita akan belajar Katakan. yaitu salah satu huruf jepang.
pembelajaran penulisan huruf, akan di ajarkan di dunia nyata.
huruf katakana berfungsi untuk kata2 asing, atau nama2 asing.
contoh. Radio = RAJIO (menggunakan huruf katakana)
untuk mempelajari atau mengenal huruf katakan lebih dalam lagi , sebaik'a belajar di dunia nyata HJC saja..
Mulikum... Pada pembelajaran ini, kita akan belajar cara penyebutan Nomer telpon.
0 = Zero
1 = ichi
2 = Ni
3 = san
4 = Yon
5 = go
6 = roku
7 = nana
8 = hachi
9 = kyu
10 = juu
contoh
021- 912-454-54
"zero ni ichi "No" kyu ichi ni "No" yon go yon "No" go yon
*No : partikel "No" untuk pemisah antara penyebutan 3 angka
Wakarimasuka??
Senin, 01 Februari 2010
Alasan komik jepang dicetak terbalik
Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan ke kiri, sehingga penggambaran manga dan ditulis dengan sistem seperti ini di Jepang, yang umum disebut sebagai istilahnya "raw" (mentah).
Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa membaca dari kiri (atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke kanan.
Sebelum tahun 2000-an, menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya di-flip sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan.
Hal ini menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh dalam komik terlihat kidal (penggunaan tangan kiri yang dominan) dan sedikit aneh.
Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan. Namun, kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif seperti Detektif Conan, Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang sering memberikan informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada bagian cerita di bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama maupun fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah inti cerita.
Manga pertama yang mepertahankan format seperti format Jepang asli adalah Rurouni Kenshin. Selain itu, beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka dibiarkan dalam format aslinya. Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya, terutama untuk pernerbit terbitan "LEVEL COMICS" semuannya sudah mengikuti format asli RAW Jepang, kecuali untuk beberapa judul dari penerbit "Elex Media Komputindo" yang sebagian ada yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an.
Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa membaca dari kiri (atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke kanan.
Sebelum tahun 2000-an, menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya di-flip sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan.
Hal ini menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh dalam komik terlihat kidal (penggunaan tangan kiri yang dominan) dan sedikit aneh.
Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan. Namun, kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif seperti Detektif Conan, Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang sering memberikan informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada bagian cerita di bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama maupun fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah inti cerita.
Manga pertama yang mepertahankan format seperti format Jepang asli adalah Rurouni Kenshin. Selain itu, beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka dibiarkan dalam format aslinya. Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya, terutama untuk pernerbit terbitan "LEVEL COMICS" semuannya sudah mengikuti format asli RAW Jepang, kecuali untuk beberapa judul dari penerbit "Elex Media Komputindo" yang sebagian ada yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an.
Sabtu, 23 Januari 2010
Shinkansen (新幹線)
Apa itu Shinkansen?
Shin artinya baru. Kansen artinya jaringan rel. Jadi Shinkansen artinya jaringan rel baru. Kurang lebih seperti itu.
Shinkansen adalah nama sebuah jaringan kereta api listrik super cepat yang dikelola oleh perusahaan Japan Railways Group sejak tahun 1964 dengan kereta pertamanya adalah Tokaido Shinkansen 0 Series ciptaan Kawasaki Heavy Industries yang berkecepatan "hanya" 210 km/jam.
Itu dulu banget lho.....
Sekarang Guinness Book of World Records telah mencatat Tokaido Shinkansen MLX01 sebagai kereta tercepat di dunia dengan kecepatan maksimal 581 km/jam.
Sebagai perbandingan: dari Jakarta ke Bandung naik kereta api Argo Gede bisa memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan, tapi kalau naik Shinkansen paling tidak bisa ditempuh dalam waktu 1/2 jam saja.
Di dunia barat, Shinkansen dikenal juga dengan nama "bullet train" atau "kereta peluru" yang memang dilihat dari bentuknya yang mirip peluru dan kecepatannya yang super tinggi.
Kereta Shinkansen membutuhkan waktu kurang lebih 90 detik untuk mencapai kecepatan 500 km/jam dari titik nol. Pernah terlambat gak kereta Shinkansen? Pernah dong.
Rata-rata keterlambatan Shinkansen adalah 6 detik!
Itu sudah termasuk segala jenis human error, cuaca buruk, dan gempa bumi. Sedangkan tingkat keamanannya juga yang tertinggi di dunia dengan jumlah kematian 0% selama Shinkansen beroperasi.
Di Indonesia sudah berapa ratus orang yang meninggal karena keretanya rusak ya?
Saat ini JRG mengoperasikan 8 rute/jalur Shinkansen yang mencakup pulau Honshu dan Kyushu, yaitu rute Tokaido, Tohoku, Akita, Yamagata, Joetsu, Nagano, Sanyo, dan Kyushu.
Rute Tokaido adalah jalur kereta tersibuk di dunia yang telah mengangkut lebih dari 6 miliar penumpang. Sedangkan rute tersibuk di Jepang adalah Tokyo-Osaka dengan 10 kereta Shinkansen bolak balik setiap jamnya yang masing-masing membawa 16 gerbong berkapasitas 1.300 tempat duduk.
Bagaimana dengan harganya?
Naik Tokaido Shinkansen dari Tokyo ke Osaka yang jaraknya sekitar 552 km harga tiketnya adalah 13.750 yen (atau sekitar Rp. 1.400.000) untuk satu orang dewasa.
Harganya bisa dibilang sama dengan harga tiket pesawat terbang Skymark (sekelas AirAsia), tapi kenapa masih banyak yang pake kereta Shinkansen?
Rabu, 20 Januari 2010
Jejak Kehidupan Di Negeri Sakura
Perjalanan hidup memang tak dapat diduga, walau tetap harus direncanakan. Berawal dari kesempatan sebagai researcher di Tokyo Engineering University yang dibiayai oleh HEDS-JICA, April-Oktober 1998, Hachioji, Japan, penulis kemudian mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan program S2, bahkan nantinya S3 di Jepang. Awal April tahun 2000, penulis mengawali studi lanjut tersebut dengan sebuah tekad bahwa kesempatan pasti tak akan datang dua kali. Saat itu dimulailah perjalanan hidup seorang buda' Pontianak, yang akan mengisi hari-harinya di sebuah negara yang mungkin menjadi idaman setiap orang.
Hawa dingin seketika mencegat penulis ketika baru saja tiba di Narita International Airport. Setelah diberikan pengarahan, mulailah kami yang saat itu dalam satu rombongan --berjumlah kurang lebih hanya belasan orang penerima beasiswa Monbukagakusho (Japan Ministry of Education)-- diantar ke kampus masing-masing. Setibanya di asrama milik Tokyo Institute of Technology, penulis kemudian diterima dengan baik oleh pengelola asrama tersebut. Sebuah kamar yang dilengkapi dengan tempat tidur, meja belajar, lemari pakaian, rak buku, wastafel, dalam satu ruangan berukuran kurang lebih 2×4 m2, kelak menjadi saksi sebuah pergulatan budaya, kerja keras bahkan kenaifan seorang anak kampung.
Selama satu tahun pertama, penulis harus menempuh masa orientasi dalam bentuk enam bulan untuk mempelajari Bahasa Jepang dan sisanya untuk mempersiapkan riset. Kegiatan tersebut dimulai setiap pagi hingga sore hari. Oleh karena itu tak heran setiap pagi penulis harus terburu-buru --sebagaimana ciri khas orang Jepang-- mengejar kereta listrik (densha) dan rela berimpitan di gerbong dengan orang-orang Jepang yang konon hanya mandi satu kali sehari, namun tertib ketika antri. Sebagai seseorang yang berasal dari negara yang memiliki kultur budaya berbeda, penulis tentu saja harus belajar banyak, tidak hanya dunia kampus namun juga tentang luar kampus.
Karakter orang Jepang yang pekerja keras, disiplin, tepat waktu, pantang menyerah, mandiri, bekerja dalam kelompok dan lainnya adalah karakter yang mau tidak mau mempengaruhi penulis. Bahkan, biarkanlah karakter tersebut menjadi 'racun' yang menjalar di setiap pembuluh darah karena ternyata kelak itu akan menjadi penopang keberhasilan bagi siapa saja. Itulah yang penulis rasakan selama tinggal di Jepang.
Beban kuliah yang padat, tugas, kewajiban untuk publikasi hasil penelitian dalam bentuk prosiding (annual conferences ataupun international conferences) dan jurnal, seminar di laboratorium untuk laporan kemajuan penelitian, hingga seminar buku referensi dan jurnal peneliti lain adalah santapan terjadwal yang harus dilakoni. Tak heran penulis sering kali harus lembur di laboratorium ataupun pulang dengan kereta terakhir.
Setahun setelah tinggal di asrama milik kampus, penulis harus pindah. Dengan status sebagai pengantin baru saat itu mengharuskan juga penulis untuk mencari apartemen. Ternyata memang tidak mudah untuk tinggal di apartemen. Penulis dan siapa saja mesti menyiapkan uang sekitar 250.000 yen (atau 30 juta-an rupiah) yang terdiri dari deposit (shikikin/hoshokin) yang besarnya biasanya 1-3 bulan uang sewa, uang kunci/uang terimakasih kepada tuan rumah pemilik apartemen (reikin) yang besarnya 1-2 bulan uang sewa, dan uang komisi untuk agen properti (chukai-tesuryo), dan tentu saja uang sewa bulan pertama. Bahkan bagi kita orang asing yang ingin menyewa apartemen diharuskan untuk mencari penjamin yang mesti orang Jepang.
Menyiasati mahalnya kehidupan di Jepang, mau tidak mau mengharuskan kita untuk putar otak walaupun setiap bulan beasiswa yang diterima dari Pemerintah Jepang adalah sekitar 20 juta rupiah. Dengan memanfaatkan pamflet (chirasi) kita dapat mengetahui informasi sale dan discount barang-barang tertentu, seperti gula pasir, minyak goreng, telur, roti, dan lain sebagainya. Itupun harus rebutan dengan orang Jepang sendiri. Membawa masakan sendiri (bentou) juga membuat lebih hemat. Bayangkan saja, untuk sekali makan di luar bisa menghabiskan setidaknya 120 ribu rupiah, tentu akan lebih hemat jika kita memasak sendiri. Soal rasa? Ah, lupakanlah itu sementara waktu. Memanfaatkan poin belanja (pointo kaado) juga adalah sebuah strategi untuk berhemat. Atau cobalah untuk berbelanja di atas jam 8 malam. Saat itu hampir semua produk makanan diberikan potongan harga sebanyak 50%.
Aha!!! Jangan lupakan pula momen flea market atau bazar. Di Jepang, sering sekali momen itu terjadi dan sudah pasti akan banyak peminatnya. Jangan bayangkan kalau barang-barang yang dijual itu adalah barang tak layak pakai. Tak jarang barang-barang itu dijual hanya karena penjualnya sudah bosan memajangnya di rumah atau karena ingin membeli produk terbaru untuk barang yang sama. Harganya? Jangan khawatir, jelas-jelas miring dari harga pasaran. Jika ingin lebih murah lagi, ada siasat yang jitu, misalnya pada pergantian musim. Belilah baju untuk musim dingin pada saat menjelang musim panas dan sebaliknya. Toko 100 yen (hyakuen shoppu) juga ada di mana-mana, menyediakan barang sehari-hari dengan harga murah atau all item hanya 100 yen (sekitar 12 ribu rupiah). Di awal Tahun Baru juga banyak toko atau mal yang menyediakan 'kantong keberuntungan' (fuku bukuro). Kita tidak bisa melihat isi kantong tersebut, tetapi biasanya isinya cukup banyak yang total harga sebenarnya adalah 3 sampai 10 kali lipat harga yang kita bayar di kasir.
Suka nonton bioskop? Ah, ini hobi yang sepatutnya menyiksa perasaan kalau kita berada di Jepang. Bayangkan saja, tiket masuk seharga 1.800 yen (kurang lebih 200 ribu rupiah) untuk setiap pertunjukan. Tapi setiap awal bulan ada yang disebut cinema day, banyak bioskop yang harga tiketnya 'cukup murah', yaitu 1.000 yen (kurang lebih 120 ribu rupiah). Selain itu, setiap hari Rabu ada ladies day, cukup 1.000 yen. Masih kemahalan? Kalau begitu, beli saja DVD player, kemudian ke rental untuk meminjam video yang harganya hanya 100-300 yen (sekitar 12 ribu-36 ribu rupiah) untuk sewa 4-7 hari.
Untuk yang hobi traveling, ingin jalan-jalan keliling Jepang juga dapat dengan ongkos murah. Juhachi kippu (18 karcis/tiket) adalah pilihan. Karcis ini berharga 11.500 yen untuk 5 hari per-orang atau sehari untuk 5 orang dan bisa digunakan selama satu hari penuh keluar masuk stasiun tanpa harus bayar ongkos tambahan, cukup ditandai cap petugas stasiun saat keberangkatan pertama. Karcis ini dipergunakan selama tiga kali setahun, yaitu:
1. liburan musim dingin (10 Desember sampai dengan 20 Januari),
2. liburan musim semi (10 Maret sampai dengan 10 April),
3. liburan musim panas (10 Agustus sampai dengan 10 September).
Emang sih, tiket itu bukan untuk jenis kereta yang ekspres, apalagi shinkansen. Namun jangan khawatir, perjalanan ditanggung akan selalu nyaman dan menyenangkan karena semua kereta lokal dilengkapi dengan cooler (AC) dan heater. Jadi tak perlu mengenakan jaket tebal jika bepergian di musim dingin, misalnya. Karena selain gerbong yang hangat karena pemakaian heater, kursi yang kita duduki pun terasa hangat, bahkan kadang terasa agak panas.
Berburu barang bekas di tempat sampah juga menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi mahasiswa asing. Uuups!!! Please deh, tempat sampah di Jepang sama sekali jauh berbeda dengan di negara kita. Mereka memisahkan barang terbakar (moeru gomi) dengan tidak terbakar (moenai gomi) pada kantong plastik yang berbeda warna. Tempat pengumpulan sampahnya juga bersih. Nah, setiap hari tertentu orang-orang Jepang yang sudah bosan dengan suatu produk, seperti TV, kulkas, tape recorder, video, microwave, rice cooker, toaster, dan lain sebagainya, akan membuangnya ke tempat sampah. Jangan bayangkan lagi kalau barang-barang itu sudah rusak. Barang-barang tersebut bahkan masih layak pakai, walaupun mungkin saja ada fungsinya yang tidak lagi optimal.
Oh iya! Tahukah berapa yang harus kita bayar kalau cukur rambut? Siapkanlah uang 3.500 yen (sekitar 420 ribu rupiah) untuk sekali cukur rambut. Makanya tak heran mungkin banyak mahasiswa asing yang membiarkan rambutnya gondrong. Memang sih ada yang murah, hanya sekitar 1.000-1.500 yen saja (sekitar 120 ribu -180 ribu rupiah), tapi itu dilakukan dalam hitungan waktu 10-15 menit. Untuk menyiasatinya belilah alat potong rambut elektronik harganya sekitar 5.000 yen (kurang lebih 600 ribu rupiah). Alat tersebut sudah lengkap dengan piranti untuk mencegah agar rambut tidak terpangkas habis secara tidak sengaja.
Untuk mereka yang pecandu rokok, upayakanlah untuk melupakan itu selama di Jepang. Bagaimana tidak, perokok tersebut akan menghabiskan uang sekitar 13 juta rupiah per-tahun dengan asumsi 1 bungkus rokok per-hari dan harga per-bungkus adalah 300 yen (36 ribu rupiah). Apalagi perkembangan terbaru, kabarnya Pemerintah Jepang mulai membatasi umur para pecandu rokok dengan UU Jepang yang melarang rokok bagi yang belum berumur 20 tahun. Memang, mesin penjual otomatis atau vending machine (jidou hambaiki) khusus menjual rokok dengan gampang ditemui. Namun terkait dengan undang-undang baru itu, Pemerintah Jepang mewajibkan semua Tabaco Vending Machine dilengkapi dengan sensor khusus yang dapat membaca tanggal lahir, bulan dan tahun si calon pembeli atau sebuah kartu khusus yang disebut Taspo Card (Tasupo Kaado). Kartu ini dilengkapi dengan identitas diri lengkap, termasuk foto dan sensor seperti kartu ATM.
Selain mahalnya segala kebutuhan dan barang di Jepang, banyak pula kebijakan Pemerintah Jepang yang sangat bermanfaat dan meringankan, salah satunya adalah fasilitas kesehatan. Kita diwajibkan untuk mengikuti program asuransi nasional karena nantinya hanya perlu membayar 30% dari total biaya berobat. Bahkan sebagai mahasiswa akan memperoleh tambahan potongan sebesar 35% dari Kementerian Pendidikan Jepang. Jangan khawatir dengan premi asuransi setiap bulan, karena jauh lebih ringan daripada orang kebanyakan dan perlakuan yang diberikan tidak berbeda. Apakah orang kaya atau miskin, proses masuk dan keluar dari rumah sakit adalah sangat mudah.
Bagi mahasiswa yang kebetulan istrinya hamil, akan ada keringanan biaya persalinan. Dengan menunjukkan beberapa persyaratan yang diperlukan dan wawancara maka kita hanya perlu membayar 35.000 yen saja (4.200.000 rupiah) dari biaya yang semestinya dibayarkan, yaitu 300.000 yen (sekitar 36 juta rupiah). Bahkan pihak asuransi akan memberikan lagi pengembalian biaya melahirkan (sushan hojookin), yaitu sebesar 300.000 yen. Cukupkah? Daftarkanlah anak tersebut ke kantor kecamatan setempat (fukushi kuyakusho) untuk memperoleh uang susu (jidou te a te) 5.000 yen per-bulan (600 ribu rupiah).
Kalau saja banyak keringanan yang telah diberikan oleh Pemerintah Jepang ini dirasakan masih belum cukup, maka mahasiswa asing diperbolehkan untuk kerja sambilan/part time job (arubaito) walau dibatasi 20 jam per-minggu. Hanya dengan memiliki surat ijin (shikaku gaikatsudou kyokasho) dari kantor imigrasi setempat, dengan terlebih dahulu memberikan dokumen persyaratan, maka kita bisa memperoleh 120 ribu rupiah per-jam atau hampir 10 juta setiap bulannya.
Bagi mahasiswa yang muslim, tak perlu khawatir pula akan sulit memperoleh makanan halal, baik daging sapi, daging ayam, mie instan, bumbu-bumbu penyedap made in Indonesia, bahkan tempe sekalipun, karena ada beberapa toko halal di sana yang menyediakan pemesanan online. Kalau istri mengenakan jilbab rapi atau seorang laki-laki memelihara jenggot juga akan aman-aman saja karena privacy seseorang sangat dihormati di Jepang.
Sungguh. Sebagai seorang mahasiswa, Jepang akan meninggalkan banyak jejak kehidupan bagi siapa saja selama pernah menetap di sana. Rasa senang ketika penelitian kita berhasil dipublikasikan, atau dapat menyelesaikan setiap tugas dengan baik, hingga sekadar memiliki sedikit waktu luang untuk sejenak berleha-leha adalah tentu memberikan kebahagiaan. Sedih saat ditegur oleh profesor, beban tugas yang terlalu banyak, jauh dari keluarga atau menyadari bahwa hanya tinggal kita sendiri saja yang masih di laboratorium menjelang tengah malam untuk penelitian, sudah tentu itu juga adalah sebuah kenangan. Namun, bukankah suka duka adalah keniscayaan bagi siapa saja? Itulah kehidupan. Ketika dijalani dengan keikhlasan dan bukan sebagai beban, maka percayalah diujungnya adalah sebuah keberhasilan. Semoga.
Hawa dingin seketika mencegat penulis ketika baru saja tiba di Narita International Airport. Setelah diberikan pengarahan, mulailah kami yang saat itu dalam satu rombongan --berjumlah kurang lebih hanya belasan orang penerima beasiswa Monbukagakusho (Japan Ministry of Education)-- diantar ke kampus masing-masing. Setibanya di asrama milik Tokyo Institute of Technology, penulis kemudian diterima dengan baik oleh pengelola asrama tersebut. Sebuah kamar yang dilengkapi dengan tempat tidur, meja belajar, lemari pakaian, rak buku, wastafel, dalam satu ruangan berukuran kurang lebih 2×4 m2, kelak menjadi saksi sebuah pergulatan budaya, kerja keras bahkan kenaifan seorang anak kampung.
Selama satu tahun pertama, penulis harus menempuh masa orientasi dalam bentuk enam bulan untuk mempelajari Bahasa Jepang dan sisanya untuk mempersiapkan riset. Kegiatan tersebut dimulai setiap pagi hingga sore hari. Oleh karena itu tak heran setiap pagi penulis harus terburu-buru --sebagaimana ciri khas orang Jepang-- mengejar kereta listrik (densha) dan rela berimpitan di gerbong dengan orang-orang Jepang yang konon hanya mandi satu kali sehari, namun tertib ketika antri. Sebagai seseorang yang berasal dari negara yang memiliki kultur budaya berbeda, penulis tentu saja harus belajar banyak, tidak hanya dunia kampus namun juga tentang luar kampus.
Karakter orang Jepang yang pekerja keras, disiplin, tepat waktu, pantang menyerah, mandiri, bekerja dalam kelompok dan lainnya adalah karakter yang mau tidak mau mempengaruhi penulis. Bahkan, biarkanlah karakter tersebut menjadi 'racun' yang menjalar di setiap pembuluh darah karena ternyata kelak itu akan menjadi penopang keberhasilan bagi siapa saja. Itulah yang penulis rasakan selama tinggal di Jepang.
Beban kuliah yang padat, tugas, kewajiban untuk publikasi hasil penelitian dalam bentuk prosiding (annual conferences ataupun international conferences) dan jurnal, seminar di laboratorium untuk laporan kemajuan penelitian, hingga seminar buku referensi dan jurnal peneliti lain adalah santapan terjadwal yang harus dilakoni. Tak heran penulis sering kali harus lembur di laboratorium ataupun pulang dengan kereta terakhir.
Setahun setelah tinggal di asrama milik kampus, penulis harus pindah. Dengan status sebagai pengantin baru saat itu mengharuskan juga penulis untuk mencari apartemen. Ternyata memang tidak mudah untuk tinggal di apartemen. Penulis dan siapa saja mesti menyiapkan uang sekitar 250.000 yen (atau 30 juta-an rupiah) yang terdiri dari deposit (shikikin/hoshokin) yang besarnya biasanya 1-3 bulan uang sewa, uang kunci/uang terimakasih kepada tuan rumah pemilik apartemen (reikin) yang besarnya 1-2 bulan uang sewa, dan uang komisi untuk agen properti (chukai-tesuryo), dan tentu saja uang sewa bulan pertama. Bahkan bagi kita orang asing yang ingin menyewa apartemen diharuskan untuk mencari penjamin yang mesti orang Jepang.
Menyiasati mahalnya kehidupan di Jepang, mau tidak mau mengharuskan kita untuk putar otak walaupun setiap bulan beasiswa yang diterima dari Pemerintah Jepang adalah sekitar 20 juta rupiah. Dengan memanfaatkan pamflet (chirasi) kita dapat mengetahui informasi sale dan discount barang-barang tertentu, seperti gula pasir, minyak goreng, telur, roti, dan lain sebagainya. Itupun harus rebutan dengan orang Jepang sendiri. Membawa masakan sendiri (bentou) juga membuat lebih hemat. Bayangkan saja, untuk sekali makan di luar bisa menghabiskan setidaknya 120 ribu rupiah, tentu akan lebih hemat jika kita memasak sendiri. Soal rasa? Ah, lupakanlah itu sementara waktu. Memanfaatkan poin belanja (pointo kaado) juga adalah sebuah strategi untuk berhemat. Atau cobalah untuk berbelanja di atas jam 8 malam. Saat itu hampir semua produk makanan diberikan potongan harga sebanyak 50%.
Aha!!! Jangan lupakan pula momen flea market atau bazar. Di Jepang, sering sekali momen itu terjadi dan sudah pasti akan banyak peminatnya. Jangan bayangkan kalau barang-barang yang dijual itu adalah barang tak layak pakai. Tak jarang barang-barang itu dijual hanya karena penjualnya sudah bosan memajangnya di rumah atau karena ingin membeli produk terbaru untuk barang yang sama. Harganya? Jangan khawatir, jelas-jelas miring dari harga pasaran. Jika ingin lebih murah lagi, ada siasat yang jitu, misalnya pada pergantian musim. Belilah baju untuk musim dingin pada saat menjelang musim panas dan sebaliknya. Toko 100 yen (hyakuen shoppu) juga ada di mana-mana, menyediakan barang sehari-hari dengan harga murah atau all item hanya 100 yen (sekitar 12 ribu rupiah). Di awal Tahun Baru juga banyak toko atau mal yang menyediakan 'kantong keberuntungan' (fuku bukuro). Kita tidak bisa melihat isi kantong tersebut, tetapi biasanya isinya cukup banyak yang total harga sebenarnya adalah 3 sampai 10 kali lipat harga yang kita bayar di kasir.
Suka nonton bioskop? Ah, ini hobi yang sepatutnya menyiksa perasaan kalau kita berada di Jepang. Bayangkan saja, tiket masuk seharga 1.800 yen (kurang lebih 200 ribu rupiah) untuk setiap pertunjukan. Tapi setiap awal bulan ada yang disebut cinema day, banyak bioskop yang harga tiketnya 'cukup murah', yaitu 1.000 yen (kurang lebih 120 ribu rupiah). Selain itu, setiap hari Rabu ada ladies day, cukup 1.000 yen. Masih kemahalan? Kalau begitu, beli saja DVD player, kemudian ke rental untuk meminjam video yang harganya hanya 100-300 yen (sekitar 12 ribu-36 ribu rupiah) untuk sewa 4-7 hari.
Untuk yang hobi traveling, ingin jalan-jalan keliling Jepang juga dapat dengan ongkos murah. Juhachi kippu (18 karcis/tiket) adalah pilihan. Karcis ini berharga 11.500 yen untuk 5 hari per-orang atau sehari untuk 5 orang dan bisa digunakan selama satu hari penuh keluar masuk stasiun tanpa harus bayar ongkos tambahan, cukup ditandai cap petugas stasiun saat keberangkatan pertama. Karcis ini dipergunakan selama tiga kali setahun, yaitu:
1. liburan musim dingin (10 Desember sampai dengan 20 Januari),
2. liburan musim semi (10 Maret sampai dengan 10 April),
3. liburan musim panas (10 Agustus sampai dengan 10 September).
Emang sih, tiket itu bukan untuk jenis kereta yang ekspres, apalagi shinkansen. Namun jangan khawatir, perjalanan ditanggung akan selalu nyaman dan menyenangkan karena semua kereta lokal dilengkapi dengan cooler (AC) dan heater. Jadi tak perlu mengenakan jaket tebal jika bepergian di musim dingin, misalnya. Karena selain gerbong yang hangat karena pemakaian heater, kursi yang kita duduki pun terasa hangat, bahkan kadang terasa agak panas.
Berburu barang bekas di tempat sampah juga menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi mahasiswa asing. Uuups!!! Please deh, tempat sampah di Jepang sama sekali jauh berbeda dengan di negara kita. Mereka memisahkan barang terbakar (moeru gomi) dengan tidak terbakar (moenai gomi) pada kantong plastik yang berbeda warna. Tempat pengumpulan sampahnya juga bersih. Nah, setiap hari tertentu orang-orang Jepang yang sudah bosan dengan suatu produk, seperti TV, kulkas, tape recorder, video, microwave, rice cooker, toaster, dan lain sebagainya, akan membuangnya ke tempat sampah. Jangan bayangkan lagi kalau barang-barang itu sudah rusak. Barang-barang tersebut bahkan masih layak pakai, walaupun mungkin saja ada fungsinya yang tidak lagi optimal.
Oh iya! Tahukah berapa yang harus kita bayar kalau cukur rambut? Siapkanlah uang 3.500 yen (sekitar 420 ribu rupiah) untuk sekali cukur rambut. Makanya tak heran mungkin banyak mahasiswa asing yang membiarkan rambutnya gondrong. Memang sih ada yang murah, hanya sekitar 1.000-1.500 yen saja (sekitar 120 ribu -180 ribu rupiah), tapi itu dilakukan dalam hitungan waktu 10-15 menit. Untuk menyiasatinya belilah alat potong rambut elektronik harganya sekitar 5.000 yen (kurang lebih 600 ribu rupiah). Alat tersebut sudah lengkap dengan piranti untuk mencegah agar rambut tidak terpangkas habis secara tidak sengaja.
Untuk mereka yang pecandu rokok, upayakanlah untuk melupakan itu selama di Jepang. Bagaimana tidak, perokok tersebut akan menghabiskan uang sekitar 13 juta rupiah per-tahun dengan asumsi 1 bungkus rokok per-hari dan harga per-bungkus adalah 300 yen (36 ribu rupiah). Apalagi perkembangan terbaru, kabarnya Pemerintah Jepang mulai membatasi umur para pecandu rokok dengan UU Jepang yang melarang rokok bagi yang belum berumur 20 tahun. Memang, mesin penjual otomatis atau vending machine (jidou hambaiki) khusus menjual rokok dengan gampang ditemui. Namun terkait dengan undang-undang baru itu, Pemerintah Jepang mewajibkan semua Tabaco Vending Machine dilengkapi dengan sensor khusus yang dapat membaca tanggal lahir, bulan dan tahun si calon pembeli atau sebuah kartu khusus yang disebut Taspo Card (Tasupo Kaado). Kartu ini dilengkapi dengan identitas diri lengkap, termasuk foto dan sensor seperti kartu ATM.
Selain mahalnya segala kebutuhan dan barang di Jepang, banyak pula kebijakan Pemerintah Jepang yang sangat bermanfaat dan meringankan, salah satunya adalah fasilitas kesehatan. Kita diwajibkan untuk mengikuti program asuransi nasional karena nantinya hanya perlu membayar 30% dari total biaya berobat. Bahkan sebagai mahasiswa akan memperoleh tambahan potongan sebesar 35% dari Kementerian Pendidikan Jepang. Jangan khawatir dengan premi asuransi setiap bulan, karena jauh lebih ringan daripada orang kebanyakan dan perlakuan yang diberikan tidak berbeda. Apakah orang kaya atau miskin, proses masuk dan keluar dari rumah sakit adalah sangat mudah.
Bagi mahasiswa yang kebetulan istrinya hamil, akan ada keringanan biaya persalinan. Dengan menunjukkan beberapa persyaratan yang diperlukan dan wawancara maka kita hanya perlu membayar 35.000 yen saja (4.200.000 rupiah) dari biaya yang semestinya dibayarkan, yaitu 300.000 yen (sekitar 36 juta rupiah). Bahkan pihak asuransi akan memberikan lagi pengembalian biaya melahirkan (sushan hojookin), yaitu sebesar 300.000 yen. Cukupkah? Daftarkanlah anak tersebut ke kantor kecamatan setempat (fukushi kuyakusho) untuk memperoleh uang susu (jidou te a te) 5.000 yen per-bulan (600 ribu rupiah).
Kalau saja banyak keringanan yang telah diberikan oleh Pemerintah Jepang ini dirasakan masih belum cukup, maka mahasiswa asing diperbolehkan untuk kerja sambilan/part time job (arubaito) walau dibatasi 20 jam per-minggu. Hanya dengan memiliki surat ijin (shikaku gaikatsudou kyokasho) dari kantor imigrasi setempat, dengan terlebih dahulu memberikan dokumen persyaratan, maka kita bisa memperoleh 120 ribu rupiah per-jam atau hampir 10 juta setiap bulannya.
Bagi mahasiswa yang muslim, tak perlu khawatir pula akan sulit memperoleh makanan halal, baik daging sapi, daging ayam, mie instan, bumbu-bumbu penyedap made in Indonesia, bahkan tempe sekalipun, karena ada beberapa toko halal di sana yang menyediakan pemesanan online. Kalau istri mengenakan jilbab rapi atau seorang laki-laki memelihara jenggot juga akan aman-aman saja karena privacy seseorang sangat dihormati di Jepang.
Sungguh. Sebagai seorang mahasiswa, Jepang akan meninggalkan banyak jejak kehidupan bagi siapa saja selama pernah menetap di sana. Rasa senang ketika penelitian kita berhasil dipublikasikan, atau dapat menyelesaikan setiap tugas dengan baik, hingga sekadar memiliki sedikit waktu luang untuk sejenak berleha-leha adalah tentu memberikan kebahagiaan. Sedih saat ditegur oleh profesor, beban tugas yang terlalu banyak, jauh dari keluarga atau menyadari bahwa hanya tinggal kita sendiri saja yang masih di laboratorium menjelang tengah malam untuk penelitian, sudah tentu itu juga adalah sebuah kenangan. Namun, bukankah suka duka adalah keniscayaan bagi siapa saja? Itulah kehidupan. Ketika dijalani dengan keikhlasan dan bukan sebagai beban, maka percayalah diujungnya adalah sebuah keberhasilan. Semoga.
Selasa, 19 Januari 2010
Kobe Mosque, Masjid Pertama Di Jepang
Kobe Mosque merupakan masjid pertama di Jepang. Masjid ini dibangun tahun 1928 di Nakayamate Dori, Chuo-ku. Kobe berarti Gate of God atau Gerbang Tuhan.
Banyak pedagang muslim, di antaranya dari India dan Turki yang berinisiatif mendirikan masjid sebagai tempat ibadah bersama. Setelah mendapat izin dari kekaisaran Jepang, dan dibantu para arsitek India, dengan arsitektur bergaya Turki, akhirnya pada bulan Oktober 1935, masjid ini resmi dibuka untuk tempat ibadah umat muslim.
Pada masa perang dunia kedua, ketika bom sekutu meluluhlantakkan bangunan di Jepang, masjid ini tetap berdiri kokoh atas perlindungan Allah swt.
Kini masjid yang memiliki imam masjid Imam Mohsen Shaker al-Bayoumi, lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, memiliki bangunan berlantai tiga untuk menampung jemaah muslim setempat maupun pendatang yang jumlahnya berkembang pesat. Dua orang Jepang muslim pertama yang diketahui ialah Mitsutaro Takaoka/Taro Takaoka yang memeluk Islam pada tahun 1909 dan mengambil nama Omar Yamaoka selepas menunaikan haji di Mekah. Serta Bumpachiro Ariga yang pada waktu yang sama telah pergi ke India untuk berniaga dan kemudian memeluk Islam di bawah pengaruh orang-orang muslim setempat, serta mengambil nama Ahmad Ariga.
Pada hikayat yang berlainan dikisahkan bahwa seorang Jepang yang dikenali sebagai Torajiro Yamada mungkin merupakan orang Jepang muslim pertama ketika beliau melawat negara Turki disebabkan kasihan terhadap mereka yang nahas dalam kapal Ertugrul. Beliau mengambil nama Abdul Khalil.
Komunitas muslim, konon bermula datangnya beratus-ratus, pelarian muslim Turki, Uzbek, Tajik, Kirghiz, Kazakh dan Tatar Turki. Yang lain dari Asia Tengah dan Rusia, dampak dari Revolusi Bolshevik semasa Perang Dunia I. Orang-orang muslim yang diberikan perlindungan di Jepang ini, menetap di beberapa bandar raya utama di sekitar Jepang dan menumbuhkan komunitas-komunitas muslim yang kecil. Sebagian orang Jepang memeluk Islam melalui hubungan mereka dengan orang-orang muslim ini.
Ada sebuah kisah menarik, pilot-pilot Jepang yang pergi ke negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia sebagai tentera semasa Perang Dunia II diajarkan mengungkapkan Laillaha illallah ketika pesawat-pesawat mereka ditembak jatuh di kawasan-kawasan ini supaya mereka tidak dibunuh. Sebuah pesawat Jepang telah dikatakan ditembak jatuh dan pilotnya ditangkap oleh penduduk-penduduk. Apabila pilot itu menjeritkan kata-kata tersebut, dia menjadi heran ketika penduduk-penduduk itu mengubahkan sikap-sikap mereka terhadapnya, dan memperlakukannya dengan baik. Hingga kini umat muslim di Jepang berkisar 200 ribu dengan 50 ribu di antaranya merupakan warga pribumi Jepang.
Minggu, 17 Januari 2010
Sejarah Jepang
Awal Mula Terjadinya Jepang
Jepang kini sudah dikenal masyarakat dunia bukan lagi sebagai negara berkembang melainkan sebagai negara maju.. Hal ini dibuktikan dengan merajalelanya produk-produk yang beredar dengan lebel Negara Matahari Terbit tersebut. Seperti konsumsi (rumah makan), barang elektronik, transportasi, pakaian, dan bahan baku lainnya bahkan atom & nuklir.
Jepang sendiri adalah negara yang tidak begitu luas dibandingkan dengan Indonesia. Namun Jepang sudah mampu mengalahkan negara-negara Asia lainnya. Luas negara Jepang sendiri adalah + 378.000km2 (ada pula yang menyebutkan hanya 370.000 km2). Itu berarti hanya 1/25 (seper dua puluh lima) dari negara Amerika. Bahkan cenderung lebih kecil dari Kalifornia.
Berdasarkan keadaan geografis dan sejarahnya, Jepang dibagi menjadi sembilan kawasan dari 47 prefektur. Kesembilan wilayah tersebut adalah Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa. Sedang empat pulau utamanya adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
Selain dikenal sebagai product monster, Jepang juga dikenal sebagai negara misteri karena penuh tanda tanya dan sejarah. Mulai dari agama, bahasa, kebudayaan, penduduk, hingga awal terjadinya kepulauannya. Jika Amerika ditemukan oleh Colombus?, maka tidak begitu dengan Jepang.
Awal terjadinya kepulauan Jepang dimulai pada masa Palaozoic. Kala itu Jepang masih merupakan dasar lautan. Setelah memasuki masa Mesozoic, dasar lautan yang dimaksud mengalami perubahan dan membentuk daratan yang menyambung dengan Asia. Namun, pada akhir periode III masa Cenozoik, daratan tersebut kembali ke dasar laut.
Pada periode IV masa Deluvium, dasar laut tersebut timbul kembali dan sekali lagi menyatu dengan Asia. Setelah mengalami banyak perubahan alam dan cuaca, pada zaman es ke-3 (Dilivium), daratan yang menyatu dengan Asia ini berangsur-angsur mengalami penurunan dan membentuk kepulauan Jepang seperti sekarang ini.
Jepang yang memiliki ¾ kawasan pegunungan atau + 70% dari keseluruhan daratan memiliki empat musim yang berbeda. Empat musim tersebut adalah musim semi/haru (Maret – Mei), panas/natsu (Juni – Agustus), dingin/fuyu (September – Nopember), gugur/aki (Desember – Februari). Meski perubahan-perubahan iklim & cuaca sangat dinantikan masyarakat Jepang, ternyata Jepang sangat rawan terjadi gempa bumi dan bencana alam akibat letak geografisnya yang dipenuhi dengan pegunungan dan bukit-bukit.
Penghuni Jepang sendiri berasal dari beberapa negara yang bersinggah dan melakukan jual beli. Banyak pihak yang berpendapat berbeda akan hal ini. Masyarakat awam cenderung beranggapan bahwa suku Ainu lah sebagai penduduk pertama Jepang. Namun, pendapat tersebut belum dapat dibenarkan. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa penduduk asli atau nenek moyang Jepang adalah yang memiliki kebudayaan Jōmon. Hal ini dikarenakan telah ditemukannya fosil dari hasil kebudayaan Jōmon. Ada pendapat lain yang menyebutkan, dan terkenal dengan sebutan Teori Selatan-Utara bahwa nenek moyang Jepang yang asli berasal dari daratan Asia yang tinggal dan menamakan dirinya sebagai Kikajin yang berawal pada jaman Yayoi.
Teori Selatan menyebutkan bahwa nenek moyang Jepang berasal dari Asia Tenggara seperti Tibet, Taiwan, Kepulauan Pasifik Barat Daya, Melayu, dan bahkan Indonesia. Teori ini dapat dibenarkan dengan adanya penemuan tentang cara bercocok tanam yang dilakukan oleh nenek moyangnya dengan cara membuat sawah.
Teori Utara menyebutkan lain. Di sini disebutkan bahwa nenek moyang Jepang berasal dari pusat daratan Asia seperti Mongol, Manchuria, Siberia, dan Turki. Teori juga dapat dibenarkan karena tata bahasa yang digunakan dalam keseharian msyarakat Jepang sesuai dengan susunan bahasa Korea, Ural, Turki, dan sebagainya.
Zaman di Jepang
Pada dasarnya, Jepang memiliki banyak jaman sesuai dengan perubahan masa dan kekuasaan. Namun, secara garis besar Jepang dibagi menjadi 5 periode. Periode tersebut meliputi
1. Abad kuno atau disebut dengan ‘Kodai’. Periode ini meliputi zaman primitif / Genshi Jidai (abad ke-3), zaman Yamato (592), zaman Nara (710), dan zaman Hei An (794-1192)
2. Abad pertengahan atau disebut dengan ‘Chuusei’ yang meliputi zaman Kamakura (1192-1333), zaman Muromachi (1334-1573), dan zaman Azuchi Momoyama (1573-1603)
3. Abad pra modern atau ‘Kinsei’ yang dimulai dengan zaman Edo (1603-1868)
4. Abad modern atau ’Kindai’. Pada periode Jepang banyak mengalami perubahan dan mulai dikenal dunia luar. Zaman yan sering dibicarakan ini dikenal dengan zaman Meiji (1868-1912)
5. Dewasa ini atau lebih dikenal dengan ‘Gendai’. Periode ini meliputi zaman Taisho (1912-1926), zaman Showa (1926-1991), dan zaman Heisei (1991-sekarang?)
Dalam perputaran tiap zaman, Jepang juga mengalami perubahan kebudayaan. Namun, perubahan yang paling besar (meliputi social dan politik) adalah saat terjadinya ‘Restorasi Meiji’. Pada saat itu, Jepang dipaksa untuk kembali membuka diri untuk negara luar.
Kamis, 14 Januari 2010
Jenis-Jenis Nihonto (Senjata Samurai)
Pedang Samurai, atau yg di Jepang disebut Nihontō (Japanese sword) ternyata memiliki banyak jenis, mereka dibagi berdasarkan ukuran dan fungsinya.
Pedang samurai yg biasa kita kenal itu masuk ke kategori katana, yaitu pedang satu sisi, berukuran sedang, dan sedikit melengkung. Panjang nihonto diukur dengan satuan shaku dimana satu shaku itu sekitar 30 cm, beberapa jenis nihonto dikelompokan berdasarkan panjang:
Tanto
Panjang sekitar 25 cm, masuk kategori pisau, penggunaannya biasanya untuk menusuk. Perempuan Jepang jaman dulu juga terkadang membawa tanto di balik obi (ikat pinggang kimono) untuk perlindungan diri.
Wakizashi
Panjang antara 30-60 cm, para samurai biasa menggunakannya sebagai secondary weapon atau senjata cadangan
Kodachi
Lebih panjang dari wakizashi, tetapi lebih pendek dari katana. Biasa digunakan sebagai perisai dalam hand – to – hand combat (mirip fighting stylenya Aoshi dari Rurouni Kenshin), karena tidak sepanjang katana (kurang dari 2 shaku) maka tidak menyalahi aturan membawa pedang di zaman Edo sehingga boleh dibawa oleh orang biasa (dulu cuma samurai yg boleh bawa pedang). Pedangnya lebih melengkung dari wakizashi.
Katana
Pedang samurai pada umumnya, panjang antara 70-80 cm, single-edge, melengkung. Dibawa oleh kaum samurai merepresentasikan status sosialnya. Biasanya dibawa berpasangan dengan wakizashi atau tanto, yang digunakan untuk close-quarter combat dimana katana digunakan untuk open-quarter combat.
Tsurugi
Kelompok pedang Broadsword (double-edge, lurus), biasanya bentuknya seperti pedang Cina
Chokuto
Sama seperti katana, hanya saja tidak melengkung tetapi lurus. Ditemukan sebelum jaman Heian sebelum orang Jepang menemukan teknik melengkungkan pedang (yg ternyata unik caranya). Karena pedangnya lurus sulit digunakan dan jarang dipakai dalam pertempuran. Setelah ditemukannya katana, chokuto masih tetap diproduksi tetapi kebanyakan berfungsi sebagai ceremonial sword.
Ninja-to
Dipakai oleh para Ninja, lebih pendek, lebih tipis, dan tidak semelengkung katana agar mudah disembunyikan
Nodachi & Odachi
Panjang lebih dari 80 cm. Digunakan untuk melawan pasukan barkuda (utk memotong kuda sama penunggangnya sekaligus). Karena bikin pedang panjang susah, pedang kategori ini termasuk langka
Nagamaki
Panjang belati kurang lebih sama seperti katana, tetapi panjang gagang hampir sama panjang dengan belatinya.
Naginata
Tombak dengan mata tombak seperti belati katana. Biasa digunakan oleh wanita.
Yari
Tombak dengan mata tombak lurus.
Masuk ke pembuatan nihonto, ternyata cara pembuatan yg tradisional sangat rumit, gak cuma asal manasin besi, tang-teng-tong trus jadi. DiJepang itu makenya baja kualitas tinggi, yg pertama kali dipanasin non-stop selama 3 hari, wew. . . Trus sampai disitukah kerumitannya? ternyata tidak, ternyata nihonto itu dalamnya ada 3 lapis, lapisan luar yg super keras, lapisan tengah yg agak keras, dan lapisan dalem yg lembut, sehingga menghasilkan pedang yg tajam, kuat, tetapi juga lentur sehingga tidak mudah bengkok. Proses penempaannya tiga jenis baja tersebut ditumpuk, ditempa, dan dilipat.
Ternyata pada awalnya nihonto itu gak melengkung, tapi lurus, dan ternyata cara melengkunginnya unik banget. Tau kan pola mirip gelombang yg ada di mata pedang nihonto, nah disitu kuncinya. Pada proses pelengkungan, awalnya bagian mata pedang diolesi dengan arang, yg menyebkann panas tersimpan lebih lama. Nah setelah pengolesan, pedang dipanaskan lagi, trus pedang didinginkan secara cepat dengan cara dicelupkan ke air. Nah karena dioleskan dengan arang, bagian mata pedang akan dingin lebih lama, sedangkan bagian tumpulnya akan dingin lebih cepat sehingga akan menyusut lebih dulu yg mengakibatkan pedang akan melengkung ke arah bagian yg tumpul.
Senin, 11 Januari 2010
Yatai, Wartegnya orang Jepang
Kalau di indonesia ada warteg maka di jepang ada Yatai, jajanan pinggir jalan ini merupakan alternatif makanan orang Jepang terlebih lagi pada musim semi.
Yatai adalah warung makan yang biasanya beraktifitas di musim semi di pinggir2 jalan, dan biasanya berjualan pada sore hari dan tutup pada malam hari atau bahkan biasanya ada yang sampai subuh.
Makanan yang mereka jual biasanya makanan tradisional Jepang , bir dan sake. Yatai ini bisa ditemukan hampir di semua daerah di Jepang, namun Fukuoka menjadi tempat yang paling terkenal akan Yatai ini. Biasanya makanan yang mereka sajikan adalah Yakitori, Oden dan Hakata Ramen yang merupakan makanan kebanggaan bagi masyarakat di Fukuoka.
Makan di Yatai ini menjadi sebuah alternatif yang bagus daripada makan di restoran apabila memperbandingkan harga, karena makan di yatai ini relatif lebih murah dibandingkan dengan makan di restoran. Bagaimana dengan tingkat kebersihan makanan nya?... Jangan khawatir,karena yatai ini sudah mendapat izin mengenai kebersihan nya dari pemerintah kota.
Kamis, 07 Januari 2010
5 Jenis Alas Kaki dari Jepang
1. Waraji
Waraji adalah sandal dari anyaman tali jerami/batang padi. Jaman dulu, alas kaki ini merupakan standard lho di Jepang, cuma sekarang ini hanya digunakan oleh pendeta budha. Biasanya digunakan juga kalau mendaki / perjalanan jauh, atau kalau ada perayaan aja, kenapa?? cara pakainya sangat ribet.
2. Jika Tabi
Bentuknya seperti boots, cuma ujungnya terbelah dua - merupakan pemisah jempol dan jari-jari yang lain. Biasa dipakai pekerja konstruksi, petani, tukang kebun. Arti jika-tabi sendiri adalah "kaus kaki yang bersentuhan langsung dengan tanah".
3. Geta
Geta itu sendal kayu yang mirip bakiak, biasanya terbuat dari kayu kiri / paulownia. Biasa dipasangkan dengan kimono / yukata, biasa juga dipakai saat hujan atau salju. Nah, yang harus diketahui, bentuk geta untuk pria itu persegi empat, sedangkan untuk wanita itu oval.
4. Okobo
Semacam geta juga, tapi dibuat agak tinggi. kenapa? supaya ga mengotori kimono kalau lagi jalan, biasa dipakai oleh maiko / geisha, dan sering juga dipakai saat pernikahan oleh pengantin wanita.
5. Zouri
Penjelasan simpelnya? yap sendal jepit, bentuknya agak miring, lebih tinggi bagian belakangnya. Biasa dipakai di acara yang formal. Wanita biasa memakai zouri yang berwarna merah, sekalian pakai tabi / kaus kaki juga.
Waraji adalah sandal dari anyaman tali jerami/batang padi. Jaman dulu, alas kaki ini merupakan standard lho di Jepang, cuma sekarang ini hanya digunakan oleh pendeta budha. Biasanya digunakan juga kalau mendaki / perjalanan jauh, atau kalau ada perayaan aja, kenapa?? cara pakainya sangat ribet.
2. Jika Tabi
Bentuknya seperti boots, cuma ujungnya terbelah dua - merupakan pemisah jempol dan jari-jari yang lain. Biasa dipakai pekerja konstruksi, petani, tukang kebun. Arti jika-tabi sendiri adalah "kaus kaki yang bersentuhan langsung dengan tanah".
3. Geta
Geta itu sendal kayu yang mirip bakiak, biasanya terbuat dari kayu kiri / paulownia. Biasa dipasangkan dengan kimono / yukata, biasa juga dipakai saat hujan atau salju. Nah, yang harus diketahui, bentuk geta untuk pria itu persegi empat, sedangkan untuk wanita itu oval.
4. Okobo
Semacam geta juga, tapi dibuat agak tinggi. kenapa? supaya ga mengotori kimono kalau lagi jalan, biasa dipakai oleh maiko / geisha, dan sering juga dipakai saat pernikahan oleh pengantin wanita.
5. Zouri
Penjelasan simpelnya? yap sendal jepit, bentuknya agak miring, lebih tinggi bagian belakangnya. Biasa dipakai di acara yang formal. Wanita biasa memakai zouri yang berwarna merah, sekalian pakai tabi / kaus kaki juga.
Rabu, 06 Januari 2010
10 Rahasia Kesuksesan Orang Jepang
1. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan "agak memalukan" di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk "yang tidak dibutuhkan" oleh perusahaan.
2. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
3. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, banyak orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.
4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.
5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.
6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner.
Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen).
Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).
7. Budaya Baca
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat manga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.
8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua, biasanya mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)